REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) menyiapkan Rp 25 miliar untuk program empowerment pengentasan kemiskinan. GM Program Ekonomi dan Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan, mengatakan program pemberdayaan ini terwujud dalam program ekonomi.
"Pengentasan kemiskinan lewat pemberdayaan ekonomi kita siapkan Rp 25 miliar tahun ini," katanya kepada Republika, Senin (6/4).
Program bertumpu pada intervensi kualitas produk, penguatan aset produksi, dan aspek pasar. Khusus untuk memperkuat aspek ekonomi masyarakat ekonomi produktif.
Dana disalurkan dalam skema program pertanian, UMKM, peternakan, agroindustri, pesisir, kelautan. Untuk kelompok-kelompok di perkotaan, bentuknya UMKM. Dana ini disalurkan murni untuk pemberdayaan ekonomi.
Udhi menambahkan, Dompet Dhuafa selalu melakukan proses evaluasi efektivitas program yang diimplementasikan. Misal dengan melakukan riset Social Return of Investment (SROI), SLI, atau riset kaji dampak. Dari sini, Dompet Dhuafa mendapat gambaran efektivitas program yang digulirkan.
"Misal punya program peternakan di 11 titik di indonesia, risetnya menggunakan SROI, Alhamdulllah hasilnya cukup menggembirakan," katanya.
Program binaan ekonomi sudah mampu memberikan perubahan pendapatan signifikan pada penerima manfaat. Memang belum semua mampu mengubah status dari mustahik jadi muzakki karena harus capai pendapatan Rp 4-5 juta per tahun.
Namun, program sudah mampu mengubah dari status miskin ke tidak miskin menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS). Jika menggunakan kategori ini, lebih dari 50 persen sudah keluar dari garis kemiskinan.
Udhi mengatakan, penerima manfaat biasanya bisa naik kelas setelah ikut program antara 1-3 tahun. Saat ini, Dompet Dhuafa memiliki sekitar 1.000 penerima manfaat dengan pekerjaan petani peternak, nelayan, yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita masuk dalam ruang wilayah urban perkotaan dan rural pedesaan, tapi distribusi sebaran penerimanya lebih banyak di pedesaan," katanya.