REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perbuatan manusia, niat merupakan hal yang sentral atau penentu arah perbuatan mereka. Jika sudah dilandasi dengan niatan yang baik pasti baik pula perbuatan yang akan dilakukannya, atau sebaliknya.
Rasulullah SAW menekankan perlunya niat yang baik dalam setiap pekerjaan yang disabdakannya di salah satu hadisnya, ''Bahwasanya amal perbuatan itu disertai dengan niat, seseorang memperoleh sesuatu dari niatnya. Barang siapa berniat hijrah karena keinginan duniawi atau ingin memiliki wanita yang dikawininya maka hijrah itu niatnya bukan karena Allah tetapi karena dorongan itu.''
Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mendefinisikan makna niat sebagai kehendak atau maksud, atau satu kondisi dan suasana hati yang dikelilingi dua hal yakni ilmu dan amal (perbuatan). Ilmu memiliki posisi terdepan sebelum perbuatan. Dengan adanya ilmu dan pengetahuan seseorang baru bisa berbuat. Jadi, hasil perbuatan tersebut merupakan hasil dari ilmu yang dimiliki seseorang sebelum berbuat.
Maka, ketika ilmu yang mereferensi perbuatan bernilai negatif, negatif pulalah perbuatan yang dihasilkan. Karena sangat pentingnya menata niat sebelum berbuat, Imam Al Ghazali dalam bukunya tadi menerangkan, ''Alangkah besarnya kerugian orang yang lalai terhadap niat dalam mengerjakan sesuatu.'' Seharusnya seseorang tidak membiarkan niat-niat yang buruk di dalam hatinya. Karena niat yang buruk, apalagi jika niat tersebut diwujudkan dalam perbuatan maksiat kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
Dia mengutip salah satu hadis Rasulullah SAW, ''Halalnya adalah hisab dan haramnya adalah siksa.'' Maka, jelas kewaspadaan serta sikap hati-hati dalam menata niat senantiasa kita perhatikan, sehingga tidak ada satu niat buruk pun terbetik dalam setiap perbuatan kita. Karena mempunyai niat buruk saja, walau belum dilaksanakan telah mendapatkan dosa. Apalagi, ketika niat buruk tersebut sudah terealisasi dengan akibat buruk yang ditimbulkannya.
Hubungan niat dengan perbuatan sangatlah erat. Niat berawal dari hati yang merupakan generator pergerakan manusia. Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan hartamu melainkan melihat hati dan amal perbuatanmu.''
Dengan begitu, Allah SWT memandang manusia kepada hati dan amal perbuatannya. Hati yang merupakan gumpalan darah, tapi dia juga yang mengatur pergerakan manusia. Karena itu, marilah kita berintrospeksi. Hari ini juga, mari kita hilangkan semua niat buruk yang ada di dalam hati kita.