Selasa 10 Mar 2020 19:14 WIB

Korban Penembakan Christchurch Masih Berjuang Pulihkan Diri

Sembilan peluru menembus tubuh korban penembakan Christchurch, Temel Atacocugu.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Korban Penembakan Christchurch Masih Berjuang Pulihkan Diri. Jamaah korban penembakan masjid Christchurch, Selandia Baru, Temel Atacocugu.
Foto:

"Ini adalah kedua kalinya saya, tetapi setiap kali saya datang saya perlu minum pil untuk menenangkan diri karena saya cukup gugup datang ke sini. Tetapi setiap kali saya datang ke sini jadi lebih mudah," ujarnya.

Hal yang menjadi kekhawatiran Temel selama setahun terakhir adalah masalah finansial. Temel adalah salah satu pemilik Ottoman Kebabs, sebuah toko kebab kecil di kompleks ENTX Hoyts di pusat Christchurch.

Dia sudah bekerja lama di sana. Namun karena penembakan itu, ia terpaksa tinggal di rumah lantaran cedera. Pada Maret tahun ini, Temel belum bisa bekerja kembali. Ia bergantung pada asuransi personal ACC untuk bertahan hidup.

Temel tidak akan bisa kembali bekerja dalam waktu dekat. Dia dan rekan bisnisnya, yang harus bekerja lebih keras, harus mempekerjakan lebih banyak staf. Hal ini dirasa menjadi masalah, sebab ia membutuhkan dua orang lagi. Dengan demikian, semua keuntungan akan diberikan kepada staf.

"Saya tidak bisa kembali ke pekerjaan saat ini, saya tidak bisa mengurus bisnis. Mitra bisnis saya memiliki dua bisnis sehingga dia juga lelah," ujarnya.

Satu tahun kemudian, Temel mengaku ia memiliki beberapa keputusan sulit nantinya. Ia tengah mempertimbangkan kemungkinan menjual bisnisnya, dan menggunakan hasilnya untuk membantu membayar hipotek rumah yang dia harapkan untuk dibeli.

Meskipun, keputusan akhir tentang itu belum diambil. Dia juga berharap semakin memperbaiki hubungannya dengan dua anak remajanya.

"Prioritas saya adalah menjaga diri sendiri dulu, tetapi saya ingin memperbaiki hubungan dengan anak-anak saya. Ketika saya termotivasi, saya bahagia, dan ketika saya bahagia saya adalah ayah yang baik, tetapi tentu saja ketika saya memakai antidepresan atau penghilang rasa sakit, sulit bagi saya," katanya.

Temel menambahkan, dirinya adalah sosok bahagia dan memiliki jiwa sosial. Ia lantas mengungkapkan harapannya kembali bahagia. Ia juga berharap tragedi seperti di Christchurch tidak akan pernah terjadi lagi.

"Saya harap ini tidak pernah terjadi lagi, kekerasan tidak baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement