Jumat 28 Feb 2020 14:52 WIB

Sejarah Kemunculan Menara di Masjid (2)

Seorang muazin dulu harus naik ke atas menara masjid untuk azan.

Menara Masjid (Ilustrasi)
Foto: Republika TV
Menara Masjid (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Versi lain menyebutkan, Khalifah Al-Walid I (705-715) dari Bani Umayyah merupakan pemimpin Muslim pertama yang memasukkan unsur menara sebagai salah satu unsur khas dalam arsitektur masjid. Semasa berkuasa, Al-Walid I memang dikenal sebagai pemimpin yang punya selera dan kepedulian tinggi dalam rancang bangun arsitektur.

Tradisi membangun menara ini diawali ketika Al-Walid I memerintahkan pemugaran bekas bangunan basilika Santo John menjadi sebuah masjid besar, yang kemudian menjadi Masjid Agung Damaskus. Awalnya, pada bekas bangunan basilika tersebut terdapat dua buah menara yang berfungsi sebagai penunjuk waktu, lonceng pada siang hari dan kerlipan lampu pada malam hari.

Baca Juga

Menara itu merupakan salah satu ciri khas bangunan Byzantium. Dalam Ensikopedia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH) disebutkan, asal-usul menara sebagai sebuah bangunan arsitektural, mungkin didasarkan pada campuran beragam sumber. Ada yang menyebutkan berasal dari menara api—simbolis agama Zoroaster—menara pengawas Romawi, mercusuar pantai, hingga gereja.

Namun, terlepas dari mana asal-muasalnya, Khalifah Al-Walid I amat tertarik untuk mempertahankan kedua menara yang bertengger di basilika Santo Jhon itu. Bahkan, untuk mempertegas wibawa dan kemegahan Masjid Agung Damaskus itu, dia kemudian membangun lagi sebuah menara di sisi utara pelataran masjid (tepat di atas Gerbang al-Firdaus). Menara itu pun biasa disebut Menara Utara Masjid Damaskus.

Setahun kemudian (706 M), Khalifah Al-Walid I memutuskan memugar Masjid Nabawi di Madinah. Awalnya, masjid itu tak dilengkapi satu menara pun. Atas perintah Al-Walid I, para arsitek mulai membangun menara masjid sebagai tempat muazin untuk mengumandangkan azan. Bentuk menara pada Masjid Nabawi dan menara utara Masjid Damaskus sangat mirip, terutama pada ornamen kubah puncak menara yang ramping.

Kala itu, menara Masjid adalah sesuatu yang baru. Bentuk menara seperti menara Masjid Agung Damaskus terbilang cukup populer. Hingga 250 tahun kemudian, bentuk menara Masjid Nabawi dan Masjid Agung Damaskus masih menjadi model tipikal menara Masjid Al-Azhar yang dibangun oleh Dinasti Fatimiyah di Kairo.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement