REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK --Ibu Wati (50) adalah satu dari ratusan warga di Desa Margamulya Kab. Lebak yang merasakan manfaat dari adanya program Desa Mandiri. Sudah sekitar 15 tahun ia belum pernah BAB di jamban. “Alhamdulillah setelah adanya pemberdayaan ini, saya bisa lebih mandiri untuk melakukan kegiatan sehari-hari termasuk bisa merasakan BAB di jamban.”
LAZ Harfa dan MAI turut berkontribusi untuk membangun kemandirian warga desa Margamulya Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak melalui penggunaan sebagian dana zakat.
Program pemberdayaan ini berkaitan dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030, baik pada pilar nomor 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak serta pilar nomor 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.
Di desa Margamulya, Kec. Cileles, Lebak sampai tahun 2019 sebanyak 225 warganya masih belum memiliki akses sanitasi permanen dari jumlah penduduk 1.011 KK. Kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat masih sangat rendah, mereka masih BAB sembarangan di kebun atau sungai (dolbon).
Ada beberapa kampung di Desa Margamulya yang dibentuk sebagai Desa Mandiri yaitu Kampung (Kp). Cisumur, Kp. Babakan, dan Kp. Cisape. Selain program perekonomian dan kesehatan, kebutuhan akan Sarana Air Bersih (SAB) dan MCK umum pun diperlukan untuk mendukung dua program tersebut.
Muhammad Hasimi Al Rasid, perwakilan MAI Foundation mengatakan program Desa Mandiri ini lebih terfokus kepada sisi kesehatan dan perekonomian. Dimana program yang dijalankan yaitu berupa program Kelompok Keuangan Mikro (KKM), pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) dan pembangunan SAB (Sarana Air Bersih).
“Alhamdulillah selama satu tahun kami mendampingi, banyak sekali perubahan yang telah masyarakat rasakan dengan merubah perilaku dan pola hidup agar lebih baik sehingga mereka bisa mandiri dengan potensi dan kekuatannya sendiri.” ujarnya.
Direktur Program Dan Kemitraan LAZ Harfa, Mamak Jamaksari mengatakan hasil dari pemberdayaan Desa Mandiri ini berupa pembangunan jamban sebanyak 171 buah tanpa subsidi dengan pemicuan CLTS. Kemudian untuk KKM ada 2 yang kami subsidi dan 3 kelompok yang melalui swadaya masyarakat. Tiap kelompok terdiri dari 20-30 orang. Kini mereka terlepas dari pinjaman-pinjaman atau rentenir dengan sistem riba yang semakin mencekik.
Selama satu tahun mendampingi desa Margamulya melalui penggunaan sebagian dana zakat, banyak sekali manfaat yang didapatkan langsung oleh masyarakat terutama mereka mampu mengelola keuangan yang efektif dan efisien, perilaku hidup bersih dan sehat, serta menyadari pentingnya kesehatan sanitasi dengan tidak Buang Air Bersih Sembarangan.