REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pada saat Islam mulai berkembang di Makkah, berbagai gangguan kafir Quraisy kepada pemeluk Islam datang silih berganti. Namun demikian, hal itu tak menyurutkan niat orang-orang yang hatinya senantiasa dipenuhi hidayah Allah. Mereka tak takut dengan ancaman kafir Quraisy kendati harus menyerahkan nyawanya demi mempertahankan akidah dan keimanan kepada Allah.
Selain sahabat-sahabat Rasulullah yang berasal dari bangsa Arab, terdapat pula sejumlah sahabat yang berasal dari non-Arab (Ajam). Dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, disebutkan ada tiga orang sahabat yang berasal dari kalangan non-Arab. Mereka adalah:
Shuhaib Ar-Rumi
Nama lengkapnya adalah Shuhaib bin Sinan bin Malik dan populer dengan nama Shuhaib Ar-Rumi. Ia dilahirkan di Mosul tahun 32 sebelum hijrah. Ayahnya adalah seorang gubernur wilayah Al-Ablah pada masa pemerintahan Kisra.
Ketika wilayah kekuasaan ayahnya diserbu oleh tentara Romawi, Shuhaib yang saat itu masih anak-anak ditawan bersama penduduk Al-Ablah. Ia pun dibawa pihak musuh berkelana ke berbagai daerah hingga akhirnya dibeli oleh Abdullah bin Jad'an yang berasal dari Makkah.
Ia masuk Islam bersama Ammar bin Yasir. Ia termasuk salah satu di antara tujuh orang yang menampakkan keislamannya di hadapan publik Makkah secara terang-terangan. Rasulullah mempersaudarakannya dengan Harits bin Shummah.
Ia dahulunya sangat miskin. Namun, setelah berusaha terus-menerus, akhirnya ia menjadi sukses. Orang-orang kafir Quraisy pernah mengatakan, ''Dulu, Anda adalah seorang fakir miskin yang datang kepada kami. Kemudian, harta Anda menjadi berlimpah dan Anda menjadi seorang pedagang sukses di tengah-tengah kami. Sekarang, Anda pergi ke Madinah dengan membawa semua harta kekayaan yang Anda miliki.''
Tentang ketiga sahabat ini, Nabi SAW pernah mengatakan, ''Aku adalah sabiq (orang yang paling dahulu masuk Islam dari) bangsa Arab, Shuhaib adalah sabiq bangsa Romawi, Salman adalah sabiq bangsa Persia, dan Bilal adalah sabiq bangsa Habasyah.''