Rabu 26 Feb 2020 03:51 WIB

Tangis Nabi Muhammad Ketika Anaknya Meninggal (2)

Anak Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim meninggal saat balita.

Rep: Ratna AJeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Tangis Nabi Muhammad Ketika Anaknya Meninggal. Foto: Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)
Tangis Nabi Muhammad Ketika Anaknya Meninggal. Foto: Mencintai Nabi Muhammad SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Setelah Ibrahim lahir, Nabi Muhammad pun menitipkan kepada ibu susunya Ummu Saif istri Abu Yusuf. Meski banyak wanita Anshar yang ingin menyusui putra kesayangan Rasul ini.

Rasulullah pun selalu menyempatkan diri mengunjungi Ibrahim dan ibunya. Rasul pun bermain-main dengan bayi merah tersebut.

Baca Juga

Ibrahim tumbuh seperti bayi pada umumnya. Dia dan ibunya pun semakin dicintai Rasulullah. Namun kecintaan rasulullah ini membuat banyak istrinya cemburu. 

Tiba-tiba putranya jatuh sakit, hingga kondisinya mengkhawatirkan. Tentu hal ini membuat sedih kedua orang tuanya.

Tak hanya Mariyah, adiknya Sirin juga ikut merawat bayi yang belum menginjak usia dua tahun. Kesedihan kembali datang kepada Rasulullah.

Ibrahim, putra beliau, saat itu berusia antara 16-18 bulan. Namun, masa hidup Ibrahim tak berlangsung lama. Setelah sakit keras yang dideritanya, Ibrahim meninggal dunia.

Rasulullah SAW begitu sedih dengan kematian putranya itu. Rasul pun dipapah oleh Abdurrahman bin Auf saat ke rumah Ibrahim. Beliau kemudian meletakkan Ibrahim di pangkuannya dengan hati yang remuk-redam sembari bersabda, "Ibrahim, kami tak dapat menolongmu dari kehendak Allah."

 

Rasulullah membiarkan ibunya, Mariyah dan adiknya Sirin menangis tersedu-sedu di sampaing jenazah Ibrahim. Semuanya larut dalam kesedihan bersama Rasulullah dan keluarganya.

“Sesungguhnya mata ini menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rab kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari).

Melihat air mata Nabi yang bercucuran, Abdurrahman bin Auf bertanya, "Engkau juga menangis Rasulullah?" Rasulullah menjawab ini adalah tangisan kasih sayang.

Melihat kesedihan Rasulullah SAW, kaum Muslimin turut berduka-cita. Beberapa orang sahabat menyinggung larangan berbuat demikian. Namun Nabi SAW bersabda, "Aku tidak melarang orang berduka cita, tapi yang kularang menangis dengan suara keras. Apa yang kamu lihat dalam diriku  sekarang adalah pengaruh cinta kasih di dalam hati. Orang yang tiada menunjukkan kasih sayang, maka orang lain pun tidak akan menunjukkan kasih sayang kepadanya."

Namun rasulullah kemudian mengutakan hati mereka. Rasulullah pun mengatakan bahwa Ibrahim memiliki pengasuh yang menyusuinya di surga.

Kemudian, setelah dimandikan oleh Ummu Burdah, sumber lain menyebutkan oleh Fadl bin Abbas, Ibrahim dibawa oleh Nabi SAW dengan diantarkan sejumlah kaum Muslimin menuju ke Baqi'. Di tempat itu ia dimakamkan setelah dishalatkan oleh Nabi.

Setelah makamnya ditutup, Nabi kemudian meratakan kuburan anaknya dengan tangannya sendiri. Dia pun memberikan tanda, meski tanda itu tidak memiliki dampak apa-apa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement