REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kurang lebih delapan bulan telah berlalu. Semenjak dicanangkan program Green and Clean Village (GACV). Sebuah program kerja sama PT Hankook Tire Indonesia dan Dompet Dhuafa yang dimulai semenjak Juni 2019 lalu.
Sabtu pagi (22/2) lalu, PT Hankook Tire Indonesia dan Dompet Dhuafa mengadakan kunjungan ke di Desa Cicau RT 02 RW 09, Kampung Sempu, Gang Katel, Kecamatan Cikarang Pusat, Bekasi. Tempat di mana GACV digencarkan. Sembari melihat bagaimana perkembangannya program ini. GACV sendiri terdiri dari lima program kebun sayur hidroponik, penanaman tanaman hias, pengomposan sampah dapur, biopori dan bank sampah.
“Ini merupakan investasi sosial yang advance ya. Karena penerima manfaat dapat memanfaatkan program ini secara berkelanjutan. Jadi hasilnya juga tidak sampai sebatas simbolisasi saja,” ujar Zainal Abidin Group Head Agro Dompet Dhuafa dalam siaran persnya.
Dalam satu minggu kebun hidroponik mampu memanen sebanyak 250 pack dengan harga jual Rp 5.000. Tanamannya pun beragam, darimulai selada air, pakcoy, bayam merah, bayam hijau, kangkung dan masih banyak lagi. Saat ini memang pola pendistribusiannya masih bersifat individu dan lokasi disribusinya masih berada di titik-titik terdekat.
“Kita memang tidak mau memberikan bantuan dalam bentuk simbolis saja. Maksudnya kita memang ingin membantu dalam bentuk program yang berkelanjutan sehingga bisa mensejahterahkan masyarakat keseluruhan,” terang Ade Mahendra selaku Public Relations & CSR Specialist PT Hankook Tire Indonesia.
PT Hankook Tire Indonesia dan Dompet Dhuafa mengadakan kunjungan ke di Desa Cicau RT 02 RW 09, Kampung Sempu, Gang Katel, Kecamatan Cikarang Pusat, Bekasi. Tempat di mana GACV digencarkan.
Rencanya ke depannya program GACV akan ditingkatkan lagi. Dengan memperluas jangkauan penerima manfaat dan penambahan inovasi lainnya. Dan ini memang menjadi salah satu tantangannya. Karena hingga saat ini hanya 25 orang yang menjadi penerima manfaat. Selebihnya masih belum melihat potensi yang ada dari program ini.
“Jika memungkinkan tanaman hias yang kita kembangkan juga akan dipasarkan. Cuman ya balik lagi ke warganya. Soalnya yang paling sulit memang mengubah pola pikir,” tutup Rahmat selaku Pendamping Program GACV Desa Cicau.