Selasa 18 Feb 2020 10:30 WIB

Sekjen PBB: Tak Ada Toleransi untuk Islamofobia

Islamofobia bertentangan dengan semua prinsip demokrasi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Sekjen PBB: Tak Ada Toleransi untuk Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB: Tak Ada Toleransi untuk Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, fenomena islamofobia benar-benar tidak dapat ditoleransi. Dia mengatakan perlu adanya suatu gerakan untuk memerangi islamofobia secara kuat.

Dilansir di News Agency, Selasa (18/2), saat menyampaikan pidatonya di konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi di Islamabad pada akhir pekan lalu, dia mengajak semua pihak memerangi islamofobia dengan sangat kuat. "Islamofobia benar-benar tidak dapat ditoleransi, ini seperti bentuk intoleransi lain yang kita lihat hari ini," kata Guteress.

Baca Juga

Dia menambahkan pidato kebencian adalah instrumen islamofobia yang paling berkontribusi penting. Untuk itu, ia berkomitmen memerangi semua jenis populisme yang mencoba menggunakan islamofobia dan bentuk-bentuk kebencian lainnya sebagai alat propaganda.

"Cara-cara ini (propaganda islamofobia) tidak dapat diterima dan bertentangan dengan semua prinsip demokrasi," ujarnya.

Di sisi lain dia mengatakan PBB telah mengambil posisi yang kuat untuk resolusi Dewan Keamanan PBB. Hal itu untuk diadopsi dan menawarkan solusi guna menyelesaikan masalah antara Pakistan dengan India jika kedua belah pihak setuju.

Dia mengatakan PBB sangat prihatin dengan ketegangan antara India dengan Pakistan tahun lalu dan meminta kedua belah pihak untuk menahan diri. Sebab, dialog dan diplomasi adalah satu-satunya cara menyelesaikan masalah.

Dia mengatakan, Pakistan adalah anggota PBB yang bertanggung jawab dan akan didukung penuh dalam memberikan tanggung jawabnya. Dia juga mengatakan kunjungannya ke Pakistan adalah untuk mengakui kemurahan hati dan keramahan yang diberikan Pakistan kepada para pengungsi Afghanistan selama lebih dari 40 tahun, meskipun sumber daya dan tantangannya terbatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement