REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Doa yang kita panjatkan terkadang belum terkabulkan karena beberapa faktor. Namun, belum terkabulnya doa jangan sampai membuat kita berputus asa.
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWN) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, mengatakan sunnah para nabi adalah tidak berputus asa dalam memanjatkan doa.
Dia menyebutkan, Nabi Ayyub berdoa meminta kesembuhan, oleh Allah dikabulkan setelah 18 tahun, Nabi Yusuf berdoa agar keluar dari penjara dan dikabulkan setelah 13 tahun, Nabi Ya'qub berdoa baru dikabulkan setelah 14 tahun, dan Nabi Musa dan Nabi Harun berdoa agar Fir'aun dan bala tentaranya dihancurkan baru terkabul setelah 40 tahun.
“Sebenarnya di masa menunggu terkabulnya doa ada kenikmatan tersendiri, yakni semakin sering menyebut nama Allah,” kata dia kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (17/2).
Dia mengutip pendapat sufi terkemuka asal Alexandria, Ibnu Athaillah Assakandari, dalam kitabnya al-Hikam:
لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ
“Ditundanya pemberian dari Allah sementara engkau telah menggebu-gebu dalam berdoa, jangan menjadikanmu berputus asa. Allah menjamin mengabulkan doa untukmu sesuai pilihanNya, bukan pilihanmu. Di waktu yang Dia kehendaki, bukan di waktu yang kau kehendaki.”