Kamis 13 Feb 2020 18:20 WIB

Ustaz Yusuf Mansur Kenang Ayah Sebagai Sosok Humoris

Ustaz Yusuf Mansur sesalkan tidak bisa menemani ayah beberapa waktu terakhir.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Ustadz Yusuf Mansur Kenang Ayah Sebagai Sosok Humoris. Ustadz Yusuf Mansur memberikan keterangan usai menguburkan almarhum ayah di Pesantren Tahfidz Daarul Quran, Tangerang, Kamis (13/2).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Ustadz Yusuf Mansur Kenang Ayah Sebagai Sosok Humoris. Ustadz Yusuf Mansur memberikan keterangan usai menguburkan almarhum ayah di Pesantren Tahfidz Daarul Quran, Tangerang, Kamis (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Berita duka datang dari keluarga Ustadz Yusuf Mansur. Dai kondang ini mendapat musibah kehilangan ayahanda, Kamis pagi (13/2).

Sang ayah yang berusia 70 tahun meninggal di RS setelah sehari sebelumnya dirawat karena mengeluh sesak napas. Dokter mengumumkan kematian almarhum pukul 08.00 WIB saat Ustadz Yusuf Mansur berada di Surabaya.

Baca Juga

Semasa hidupnya, Ustadz Yusuf Mansur mengenang almarhum sebagai sosok yang sabar dan ceria. Kehumorisannya disebut menurun pada dirinya.

"Beliau sosok yang selalu senyum, sabar. Kalau ngomong ketawa dulu baru senyum. Saya rasa saya nurunin beliau tuh, happy. Ada duit, nggak ada duit tetap happy," ujar Ustadz Yusuf Mansur usai pemakaman almarhum Haji Muhammad Abduh Mahfud Mimbar di Pesantren Tahfidz Daarul Quran, Tangerang, Kamis (13/2).

Ia menyebut almarhum meninggal dengan tenang tanpa ada sakit bawaan. Sebelumnya, almarhum bahkan tampak sehat dan istiqamah beribadah ke masjid.

Ustadz Yusuf  juga menyebut tidak ada firasat apa-apa sebelum almarhum pergi meninggalkannya. Usia yang sudah tua disebut menjadi penyebab kembalinya almarhum ke hadapan Allah SWT.

photo
Proses pemakaman almarhum ayahanda Ustaz Yusuf Mansur di Pesantren Tahfidz Daarul Quran, Tangerang, Kamis (13/2).

Selain tidak ada firasat, ia juga menyebut tidak ada permintaan khusus yang disampaikan almarhum kepada dirinya sebagai sosok anak paling tua. Sang ayah memiliki sifat nrimo (menerima) sehingga tak ada keinginan macam-macam.

Satu hal yang Ustadz Yusuf Mansur sesalkan adalah tidak bisa menemani almarhum dalam beberapa waktu terakhir. Almarhum lebih banyak menghabiskan waktu bersama adik-adiknya, bahkan Ahad (9/2) lalu masih bermain ke wilayah Sentul.

"Sebetulnya terakhir-terakhir ini memorinya sama beliau tidak sebanyak sama adik-adik. Kalau saya kan memang banyak di luar. Terakhir ketemu belum lama, masih sehat. Masih boncengan ke masjid," ujarnya.

Berkaca pada kisahnya, ia pun meminta masyarakat Indonesia yang masih memiliki orang tua lengkap untuk betul-betul menjaga dan merawat mereka. Jangan sampai menyesal seperti yang ia rasakan. Selain itu, ia meminta bantuan doa agar almarhum meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Almarhum ayahanda Ustadz Yusuf Mansur dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di Pesantren Tahfidz Daarul Quran, Ketapang, Tangerang. Lokasi makamnya persis di sebelah sang ibunda yang lebih dulu berpulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement