REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Sejarah Nabi dan Peradaban Islam atau Museum Rasulullah di Indonesia akan menargetkan kaum milenial sebagai pengunjungnya. Panitia pembangunan berharap para pemuda mempelajari keteladanan Rasulullah SAW dari museum itu.
"Saya hanya tekankan pada kaum milenial supaya datang berkunjunglah ke museum ini untuk memahami bagaimana kehidupan Rasulullah ini, karena di sini akan diceritakan sepenuhnya dan seutuhnya," kata Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekaligus Ketua Panitia Pembangunan Museum Rasulullah, Syafruddin saat ditemui Republika.co.id di Kantor Pimpinan Pusat DMI, Jakarta, Selasa (11/2).
Syafruddin mengatakan, konten yang akan ditampilkan dalam Museum Rasulullah bersumber dari saripati Alquran dan hadis yang shahih. Pada dasarnya, museum ini ditargetkan untuk semua kalangan. Namun, kaum milenial sangat diharapkan datang dan mempelajari nilai Rasulullah dari museum yang akan mulai dibangun pada 26 Februari mendatang.
"Bangsa Indonesia ke depan 67 persen itu akan diawaki oleh kaum muda, tahun 2023 ke atas tentu saya mengimbau mengajak, mari kita datang, insya Allah ke depan, mari kita sama sama memahami demi keutuhan bangsa," ujar Syafruddin.
Bahkan, Museum Rasulullah ini bukan hanya ditujukan bagi umat Muslim. Namun, non-Muslim juga diperkenankan hadir dan menyaksikan isi Museum Rasulullah di Indonesia yang diprakarsai oleh DMI, Liga Muslim Dunia, dan Yayasan Waqaf Assalam. Ia mencontohkan Grand Mosque di Abu Dhabi yang juga banyak dikunjungi warga non-Muslim.
"Ini bukan hanya ditujukan untuk umat Islam. Karena yang akan dipamerkan bukan hanya sisi sisi dunia Islam, tapi sisi kemanusiaan, bagaimana Rasulullah mensyiarkan agama Islam yang penuh humanisme dan toleransi," ujarnya.
Dalam perkembangannya, lokasi Museum Rasulullah di Indonesia belum diputuskan. Penentuan lokasi itu akan dilakukan dalam rapat koordinasi yang dilakukan pada 18 - 20 Februari mendatang. Tim akan melakukan peninjauan di empat pilihan lokasi yang disiapkan oleh panitia, yakni Depok, Jakarta, Makassar, dan Kabupaten Tangerang.
Rencananya, peletakan batu pertama atau groundbreaking museum itu akan digelar pada 26 Februari 2020. Syafruddin menyatakan, peletakan batu pertama akan dilakukan langsung oleh Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Muhammad bin Abdul Karim Issa yang akan hadir di Indonesia.