Selasa 11 Feb 2020 11:51 WIB

Emil Sambut Baik Kunjungan Balasan English For Ulama

English For Ulama mendapat respons positif dari pemerintah Inggris.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
Emil Sambut Baik Kunjungan Balasan English For Ulama. Foto: Sejumlah ustaz program English for Ulama Batch I menyampaikan pengalamannya saat berdakwah di luar negeri pada acara Penyambutan Peserta Batch I dan Penutupan Pelatihan Batch II English for Ulama, di Aula Barat, Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (10/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Emil Sambut Baik Kunjungan Balasan English For Ulama. Foto: Sejumlah ustaz program English for Ulama Batch I menyampaikan pengalamannya saat berdakwah di luar negeri pada acara Penyambutan Peserta Batch I dan Penutupan Pelatihan Batch II English for Ulama, di Aula Barat, Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil resmi menutup pelatihan bagi 20 ulama yang tergabung dalam English for Ulama (EfU) Batch II di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin petang (10/2).

Menurut Ridwan Kamil, program English for Ulama mendapatkan respons positif dari pemerintah United Kingdom (UK) maupun masyarakat Eropa manakala Pemerintah Provinsi Jabar mengirim 5 ulama Jabar ke lima kota Eropa (London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham) untuk berdakwah soal keindahan islam Indonesia.

Baca Juga

"Kami menyaksikan penutupan gelombang II English for Ulama kerja sama Pemprov Jabar dan Pemerintah Inggris," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil mengatakan, di Batch I sudah ada lima ulama yang dikirim ke United Kingdom (UK). Ternyata, tanggapannya positif, akan ada kunjungan balasan dari para ulama Inggris akan juga datang ke Jawa Barat sekitar bulan Maret.

"Saya orang paling bahagia di ruangan ini. Ini jadi salah satu langkah menciptakan diplomasi. Ada diplomasi ekonomi, pendidikan, dagang, dan kita buat diplomasi dakwah," paparnya.

Menurut Emil, ke 20 ulama yang tergabung dalam English for Ulama Batch II sudah melewati proses seleksi dan mendapatkan pelatihan instensif dari British Council. Selain itu, para ulama mendapatkan materi soal keislaman dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati.

Emil pun berharap, dengan program English for Ulama, pandangan masyarakat dunia, khususnya Eropa, tentang islam Indonesia menjadi lebih baik.

"Terimakasih kepada British Council untuk bimbingannya. Kita belajar Inggris langsung pada ahlinya," katanya.

Sementara menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, ia menyambut positif program English for Ulama Batch II. Ia pun meminta kepada 5 ulama Jabar yang sudah berdakwah di Eropa untuk berbagi pengalaman.

"Ini program luar biasa, mengajarkan Islam ke dunia luar yang sedikit mengerti tentang Islam," katanya.

Sementara itu, Direktur British Council Paul Smith mengatakan bahwa program English for Ulama memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berdakwah soal keindahan islam dan keberagaman budaya Indonesia, khususnya budaya Jabar.

"English adalah bahasamu, bahasa kita, bahasa dunia, bukan hanya milik orang Inggris," ucapnya. "English for Ulama program tentang sharing, tentang religius Islam, sekaligus budaya," katanya.

Salah satu ulama yang tergabung dalam English for Ulama Batch II, Andika, berharap bisa berdakwah soal keindahan islam di panggung dunia. "Pemprov Jabar contoh hadirnya negara di tengah umat, mengomunikasikan kepada dunia bahwa islam itu indah," katanya.

Hal senada diungkapkan ulama English for Ulama Batch II lainnya, yakni Supardan. Ulama asal Kota Sukabumi itu mengatakan bahwa ia akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya, termasuk menguasai bahasa Inggris.

"Kami mempersiapkan diri sebaik- baiknya, kami harus mampu menguasai pembelajaran bahasa Inggris. 10 hari (pelatihan) mendapat pembekalan yang luar biasa. Kami berterima kasih kepada Pemprov Jabar terutama Pak Gubernur Ridwan Kamil, saya sangat mendukung program English For Ulama," katanya.

Sedangkan, salah satu ulama yang tergabung dalam English for Ulama sebelumnya, Hasan Al-Banna, menceritakan bagaimana pengalamannya selama berdakwah di Eropa. Menurutnya, di sana agendanya  cukup padat.

"Kita ada kunjungan ke kantor pemerintah setempat, bertemu perwakilan politisi, pengusaha muslim di sana, dan kita berbagi cerita," katanya.

Saat di Eropa, Hasan menjadi salah satu pembicara dalam Thurrock Interfaith Roundtable Dialogue atau dialog antaragama yang berlangsung di Grays, Thurrock --sekitar 30 km di timur London.

Selain Hasan, dialog yang dihelat Thurrock Labour Party (Partai Buruh Thurrock) tersebut dihadiri anggota majelis Qaisar Abbas dan John Kent, Imam Grays Mosque Salim Rahman dan Abdul Rashid, juga Pendeta David Peterson (St. Clements Church) dan Matt Drummond (St. Stephens Church). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement