Senin 10 Feb 2020 19:17 WIB

Dompet Dhuafa dan OVO Prioritaskan Bangun Sekolah di Pelosok

Donasi digital mempermudah masyarakat berbagi kebaikan

Tampak suasana peresmian sekolah madrasah yang selesai menjalani renovasi yang dilakukan Dompet Dhuafa dan OVO.
Foto: Dok Istimewa
Tampak suasana peresmian sekolah madrasah yang selesai menjalani renovasi yang dilakukan Dompet Dhuafa dan OVO.

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Dompet Dhuafa bersama OVO, platform pembayaran dan layanan keuangan digital terdepan, baru saja meresmikan salah satu sekolah yang bernama MI Al- Huda 2 di Rancapinang, Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Pembangunan dan relokasi gedung sekolah baru ini memakan waktu empat bulan. Semua itu dilakukan secara swadaya yang melibatkan masyarakat sekitar. Jika awalnya sekolah Al-Huda 2 hanya memiliki tiga ruang kelas dengan ukuran 3 x 3 meterpersegi, sekarang telah bertambah menjadi delapan ruang yang meliputi enam ruang kelas dan dua ruang guru, dengan masing-masing memiliki luas 5 x 5 meter.

“Pendidikan memang merupakan salah satu pilar penting Dompet Dhuafa dalam mensejahterahkan masyarakat. Salah satunya dengan membangun sekolah di pelosok pedalaman negeri seperti ini,” kata Yuli Pujihardi, Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/2).

Sekolah MI Al-Huda 1 dan 2 merupakan sekolah utama di desa Rancapinang yang berdiri pada tahun 2009. Inisiatif didirikannya sekolah ini lantaran lokasi sekolah-sekolah dasar yang tersedia sangatlah jauh jaraknya. Ditambah masih banyak dengan jalan yang membutuhkan perbaikan serta curam. Menjadi tantangan terbesar bagi siswa sekolah dasar menempuh pendidikan.

Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur OVO mengatakan, kolaborasi dengan Dompet Dhuafa ini merupakan bagian dari bentuk perhatian OVO untuk revitalisasi wilayah yang terdampak musibah di Banten beberapa waktu lalu.

Hal ini menggarisbawahi peran donasi digital dalam mempermudah masyarakat untuk berbagi kebaikan. "Revitalisasi sekolah merupakan langkah besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, dan kami berharap masyarakat sekitar dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan ini,” katanya.  

Hingga kini sebanyak 103 anak bersekolah di MI Al-Huda. Dengan total 12 pengajar. Jika dahulu, ruang kelas harus digunakan bergilir karena keterbatasan ruang. Sekarang tiap tingkatan mampu menikmati ruangan kelasnya masing-masing.

“Ya dulu sempat ragu mau sekolahin di sini melihat kondisinya kayak gitu. Tapi sekarang sudah berubah. Ruangannya berubah. Anak-anak juga suka. Akhirnya saya sekolahkan anak saya di sini,” tutur Elis salah seorang wali murid kelas satu.

Rencananya setelah pembangunan gedung baru dan relokasi bagi MI Al-Huda 2. Juga akan dilakukan hal serupa kepada dua sekolah lainnya. Yakni melakukan peremajaan MI Al-Huda 1 dan Sekolah Kreativa yang akan dibangun di wilayah pelosok Serang, Banten.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement