Sabtu 08 Feb 2020 18:38 WIB

Said Aqil Pertanyakan Tujuan Terowongan Istiqlal-Katedral

"(Terowongan Istiqlal-Katedral) Apa tujuannya saya enggak paham tuh," kata Said Aqil.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kanan), Menteri Agama Fachrul Razi (keempat kanan), Mensesneg Pratikno (kanan), Direktur Utama PT Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra (ketiga kiri) dan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Asep Saepudin meninjau renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kanan), Menteri Agama Fachrul Razi (keempat kanan), Mensesneg Pratikno (kanan), Direktur Utama PT Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra (ketiga kiri) dan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Asep Saepudin meninjau renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Jumat (7/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mempertanyakan tujuan pembangunan terowongan bawah tanah yang akan menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Kiai Said mengatakan, dirinya tak paham dengan tujuan pembangunan terowongan yang sudah direstui pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo.

"Apa tujuannya saya enggak paham tuh, apa nilai budaya apa nilai agama, apa politik, apa politik. Saya enggak paham, saya pun baru tahu setelah Pak Jokowi, di televisi itu. Harus ada nilai dong, apa nilai budaya apa nilai agama, atau cuma strategi politik?," kata Kiai Said, Gedung PBNU pada Sabtu (8/2).

Baca Juga

Kiai Siad pun mempertanyakan penamaan terowongan itu dengan nama silaturahim. "Apakah harus begitu, kan silaturahim itu namanya budaya silaturahim," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui rencana pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Di sela peninjauan progres renovasi Masjid Istiqlal, Jumat (7/2), Jokowi menyebutkan bahwa terowongan ini merupakan simbol silaturahim antarkedua umat beragama.

 

Rencananya, pembangunan terowongan akan sejalan dengan penyelesaian renovasi besar-besaran yang dilakukan di kompleks masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut.

"Ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui. Ini menjadi terowongan silaturahim. Tidak kelihatan berseberangan tapi (terjalin) silaturahim," jelas Jokowi di kompleks Masjid Istiqlal, Jumat.

Jokowi juga menargetkan proses renovasi Masjid Istiqlal bisa rampung pada April 2020 atau tepat sebelum bulan Ramadhan. Diharapkan, masyarakat bisa menggunakan kawasan Masjid Istiqlal yang baru saja direnovasi pada Lebaran tahun ini.

"Kita harap sebelum Ramadhan sudah selesai sehingga bisa dipakai," ujar Presiden.

Jokowi menyampaikan, renovasi kali ini merupakan yang terbesar sejak Istiqlal diresmikan penggunaannya pada 1978 atau 42 tahun lalu. Total anggaran yang dipakai sebesar Rp 475 miliar, dengan pengerjaan perbaikan mencakup memoles seluruh lantai, mengganti karpet, memperbarui pencahayaan, hingga sistem tata suara. Di eksterior masjid, pemerintah menambah ruang bawah tanah untuk parkir dan merenovasi bentang sungai yang membelah halaman masjid.

"Jadi pembangunan bukan hanya interior tapi eksterior semua dibangun. Sungai yang ada diperbaiki sehingga tamannya lebih bagus. Cuma memang pengerjaan hati-hati karena ini warisan pusaka," jelas Jokowi.

Renovasi Masjid Istiqlal sudah dilakukan sejak Mei 2019 lalu. Berdasarkan data PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor, hingga 28 Januari 2020 renovasi Masjid Istiqlal telah mencapai 70 persen.

Pengerjaan renovasi kompleks masjid ini termasuk pembangunan taman dan lahan parkir yang lebih luas. Faktor ramah lingkungan pun di pertimbangkan dengan menambah panel tenaga surya sebagai salah satu sumber listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement