REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Kristen Nigeria (CAN), membantah klaim Presiden Muhammadu Buhari bahwa 90 persen korban Boko Haram adalah Muslim.
Buhari disebut telah berkata tak jujur soal kenyataan lapangan ihwal korban dari aksi kelompok militan tersebut.
Wakil Ketua CAN untuk wilayah utara Nigeria, Pdt John Hayap, mengatakan Buhari telah berkata tak jujur soal persentase tersebut.
Dia meyakini hal itu tak benar karena korban Boko Haram tak hanya umat Islam. Hayap mengatakan, klaim itu adalah bentuk keengganan Buhari menuntaskan masalah dan akhirnya semakin membuat rumit masalah.
“Daripada menerima kenyataan bahwa adanya masalah, para pemimpin kita lebih suka hidup dalam penyangkalan. Tidak ada orang yang berpikir serius akan percaya klaim presiden," kata Hayap sebagaimana dikutip Vanguard, Selasa (4/1).
Hayap mengatakan, pemerintah federal tidak melakukan survei yang melibatkan semua pihak untuk mengetahui fakta dan angka korban. Ia pun menantang Presiden Buhari untuk menunjukkan bukti atas klaimnya tersebut.
"Seorang pemimpin yang seharusnya menyatukan rakyat, tidak perlu menunjukkan sentimen tertentu seperti yang telah disampaikan Presiden Buhari dalam klaimnya," ujar Hayap.
Mengutip laporan Majalah Time 2017, jumlah korban jiwa akibat aksi Boko Haram hingga tahun itu telah mencapai 20 ribu orang.
Kelompok ini ingin mendirikan negara khilafah di Negeria timur. Pada 2009 mereka berhasil menaklukkan sejumlah wilayah hingga akhirnya dipukul habis oleh pasukan multinasional dan kehilangan wilayahnya pada 2016.