Ahad 02 Feb 2020 18:58 WIB

DMI Akui Sulit Beri Bantuan Masjid Luar Negeri

Ada kekhawatiran bantuan masjid dicap sebagai mendukung terorisme.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Indira Rezkisari
Indonesia dikhawatirkan terimbas dihentikannya bantuan dari Arab Saudi bagi masjid di Tanah Air.
Foto: AP
Indonesia dikhawatirkan terimbas dihentikannya bantuan dari Arab Saudi bagi masjid di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DMI Imam Ad daruquthni mengakui adanya kesulitan membantu masjid di negara lain. Kesulitan tersebut memang terjadi pada setiap negara yang ingin bantu masjid di negara lain.

"Sebenarnya penghentian pendanaan Arab Saudi kepada masjid-masjid yang dikelolanya di luar negeri karena mereka khawatir akan dicap sebagai negara pendukung terorisme oleh AS," jelas dia saat dihubungi, Ahad (2/2).

Baca Juga

Pengecapan tersebut dimulai pada 29 Desember 1979 terhadap Libya, Irak, Yaman Selatan, dan Suriah. Kini empat negara yang masih masuk dalam daftar tersebut adalah Korea Utara,  Iran, Sudan dan Suriah.

Imam mengatakan sudah sejak saat itu setiap negara sangat kesulitan untuk membantu masjid yang berada di negara lain. Padahal sebelum AS mengeluarkan daftar negara pendukung terorisme, Indonesia cukup aktif dalam membantu pendanaan di masjid berbagai negara seperti Islamic Center di Washington, Masjid di Bosnia Herzegovina dan di negara-negara Afrika.

Kini negara-negara mendapatkan kemudahan untuk memberikan bantuan jika itu atas nama kemanusiaan seperti membantu negara yang terjangkit virus corona atau negara yang mengalami konflik dan bencana alam.

Saat ini Arab Saudi melakukan hal yang sama dengan menghentikan pendanaan tersebut. Karena Masjid Swiss pernah terindikasi mendukung terorisme sejak oknum pengurusnya masuk daftar hitam.

Berbeda dengan masjid di negara lain, masjid di Indonesia mendapatkan pendanaan dari swadaya masyarakat. Sehingga tidak ada kekhawatiran dengan penghentian pendanaan Saudi.

"Dulu pernah ada orang Saudi yang membantu pembangunan masjid di Indonesia tetapi itu perorangan bukan atas nama pemerintah Saudi, dia ingin membangun masjid di Indonesia karena ingin mendapatkan amal soleh lebih banyak," jelas dia.

Sebelumnya mantan Menteri Peradilan Arab Saudi Mohammed Bin Abdul-Karim Issa, mengumumkan negaranya tidak akan lagi mendanai masjid di negara-negara asing. Saudi lantas membentuk dewan administratif lokal untuk setiap masjid yang bekerja sama dengan pihak berwenang setempat.

Hal ini bertujuan agar masjid-masjid itu ditangani oleh pihak yang tepat. Salah satu masjid yang kini dihentikan pendanaannya adalah masjid yang terdapat di Swiss.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement