REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Sebuah masjid di Yerusalem Timur diduga dibakar warga Israel pada Jumat (25/1) pagi. Di lokasi kejadian, juga ditemukan sebuah grafiti berbahasa Ibrani.
Dilansir dari Arabnews, Polisi Yerusalem masih mencari terduga pelaku yang membakar masjid. Polisi mengaku mendapatkan laporan terkait pembakaran masjid di lingkungan Beit Safafa dan juga penyemprotan grafiti.
"Pencarian skala besar sedang berlangsung di Yerusalem," kata juru bicara polisi, Micky Rosenfeld kepada AFP.
“Kami percaya bahwa insiden itu (pembakaran) terjadi semalam. Kami sedang mencari tersangkanya," kata Micky.
Menurut Micky, sebuah coretan grafiti di dinding di kompleks masjid bertuliskan nama Kumi Ori. Kumi Ori merupakan sebuah pos kecil pemukiman di utara Tepi Barat yang diduduki Israel.
Surat kabar Times of Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa Pos Wildcat adalah rumah bagi tujuh keluarga bersama dengan sekitar belasan remaja Israel ekstremis.
"Awal bulan ini pasukan keamanan merobohkan sepasang rumah pemukim yang dibangun secara ilegal di pos terdepan,” menurut laporan surat kabar Israel.
Masih menurut surat kabar Israel, semua pemukiman di tanah Palestina yang diduduki dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. Tetapi Israel membedakan antara yang telah disetujui dan yang tidak.
"Sejumlah pemukim muda yang tinggal di sana terlibat dalam serangkaian serangan kekerasan terhadap Palestina dan pasukan keamanan (Israel),” dalam surat kabar tersebut.
Polisi mengatakan bahwa tidak ada yang terluka dalam insiden pembakaran masjid. Serangan itu muncul sebagai serangan "label harga" yaitu eufemisme untuk kejahatan kebencian.
Motivasinya adalah nasionalis Yahudi yang umumnya menargetkan properti Palestina atau Israel sebagai balas dendam atas serangan nasionalistis terhadap Israel atau gerakan pemerintah Israel terhadap pos-pos yang tidak sah seperti Kumi Ori. "Ini harga yang harus dibayar," kata anggota parlemen Arab Israel, Osama Saadi kepada AFP di lokasi kejadian.
"Para pemukim tidak hanya menulis kata-kata, mereka juga membakar tempat itu dan mereka membakar Alquran," kata Saadi, yang tinggal di daerah itu.
Wali Kota Yerusalem Timur, Ismail Awwad, mengatakan dia menelepon polisi setelah dia menemukan bukti pembakaran yang jelas. Bukti tersebut adalah kaleng kosong yang menurutnya berisi bensin dan hangus turut terbakar.
"Api yang membakar masjid menjalar dan terbakar dalam bentuk garis lurus, ini merupakan tanda bahwa seseorang menuangkan bahan yang mudah terbakar," kata Ismail.
Ada kerusakan pada ruang doa batin tetapi struktur bangunan itu tidak terluka. Pada Desember lalu, lebih dari 160 mobil dirusak di lingkungan Shuafaat di Yerusalem Timur.
Di sana juga ditemukan tulisan dengan slogan-slogan anti-Arab. "Arab = musuh," "Tidak ada ruang di negara ini untuk musuh dan ketika orang-orang Yahudi ditikam, kami tidak tinggal diam,”