REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi ingin merangkul semua ormas Islam apapun masa lalunya asalkan mau bersama-sama membangun bangsa Indonesia. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas menyambut baik keinginan menag, tapi menag harus memperjelas keinginannya membangun bangsa yang seperti apa.
Buya Anwar mengatakan bahwa yang disampaikan menag bagus. Karena supaya suatu bangsa maju syaratnya persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa harus kuat. Tapi dia juga mempertanyakan bangsa yang ingin dibangun bersama itu bangsa yang seperti apa.
Buya Anwar mengaku melihat positif sikap menag ini. Tapi sikap dan pandangannya ini harus diperjelas. "Sehingga ajakan beliau (membangun bangsa) tidak hanya menguntungkan sekelompok orang tapi ajakan beliau akan menguntungkan semua orang yang ada di negeri ini," kata Buya Anwar kepada Republika, Kamis (9/1).
Ia menyampaikan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menyelenggarakan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII). Bangsa yang ingin dibangun MUI adalah bangsa dan NKRI yang maju. Namun tidak hanya sekedar maju, tapi juga adil dan beradab.
Sekretaris Jenderal MUI ini mengingatkan, pembangunan Indonesia sudah berhasil tapi yang menikmati masih kalangan tertentu dan segelintir orang. Sebab banyak undang-undang yang berlaku di negeri ini dan perilaku pejabat di negeri ini yang hanya berpihak ke segelintir orang yaitu pemilik kapital.
"Sehingga kurang berpihak kepada UMKM, koperasi dan rakyat kecil, sehingga pembangunan yang kita selenggarakan selama ini telah berhasil membuat orang Indonesia menjadi orang kaya di dunia tapi sebagian besar rakyat kita masih dililit oleh kemiskinan," ujarnya.
Buya Anwar mengaku melihat positif sikap menag yang ingin merangkul semua ormas Islam. Tapi sikap dan pandangan menag ini harus diperjelas. Maka MUI akan mengundang menag untuk menghadiri KUII. Dia menegaskan, di ajang KUII menag bisa sampaikan secara detail ajakan merangkul semua ormas Islam. Supaya ajakannya memiliki arti dan makna yang besar bagi bangsa ini.
Ia menambahkan, ingin membangun negeri ini agar terwujud NKRI yang maju, adil dan beradab. Namun, Buya Anwar juga prihatin karena kemajuan, keadilan, adab di negeri ini sedang bermasalah. Karena yang maju hanya segelintir orang dan banyak perilaku ketidakadilan.
"Dalam undang-undang banyak yang tidak adil, peraturan tidak adil, perilaku pejabat tidak adil dan beradab. Kita sudah membangun tapi etika, akhlak dan moralitas tidak terjaga dan terpelihara dan tidak terbangun," ujarnya.