Sabtu 28 Dec 2019 05:05 WIB

Kisah Wali dan Mataram Hendak Dilibas Kekuasaan Korup

Kisah Lakon Perampok WS Rendra

Pentas Teater
Foto: rilis
Pentas Teater

Oleh: M Ichsan  MPd, Penyair Dan Dosen Universitas Djuanda Bogor

Rendra begitu piawai melakukan kritik terhadap perilaku perpecahan perebutan kekuasaan politik dinasti. Mengambil sejarah klasik Indonesia pada zaman kejayaan Kerajaan Mataram. Perampok ditulis dengan sangat apik dan epik. Perebutan kekuasaan, harta, dan wanita menjadi tema yang selalu menarik untuk diikuti, tak terkecuali apa yang disuguhkan dalam 'geger' cerita perampok.

Drama ini mengisahkan tentang perjuangan Joko Geger merebut kembali hak tahtanya di Lumajang. Alkisah, Nyai Adipati Lumajang menggantikan posisi almarhum suaminya, Adipati Lumajang. Raden Legowo, anak sulungnya, dikirim oleh gurunya, Sunan Giri Prapen, ke Mataram untuk membantu Sultan Agung mempersatukan Jawa dan menyadarkan para senopati dari pola hidup hedonis koruptif, manipulatif, penuh intrik.

Sedang adiknya, Raden Sudrajat, diam-diam berusaha menggeser pengaruh dan kedudukan Legowo sebagai Adipati Lumajang yang baru. Ia merasa kakaknya selalu diperlakuan khusus. Dendam Sudrajat yang diubun-ubun membuat skenario fitnah kpd Legowo yg membuat ibunya sakit dan akhirnya mangkat.

Sudrajat memanfaatkan drama liturgi Sumbogo dan menyuruhnya menyamar utusan Mataram, mengabarkan kehidupan Legowo yang bejat, gemar berjudi, berfoya-foya, terlilit utang ratusan ribu ringgit, meniduri istri seorang senopati, dan akhirnya menikam senopati. Bius cerita tersebut membuat Ibunya mati 'bersalah' terbunuh oleh rekayasa kebohongan itu. Sudrajat menggenapkan rencananya dengan tipu muslihat merebut Roro Kumolo dari tangan kakaknya. Tetapi, wanita manis ini mengendus muslihat jahatnya. Roro Kumolo menolak ajakan birahi sudrajat dan berniat membongkar skandal Sudrajat.

Hasil gambar untuk Perampok WS Rendra

Fitnah Sudrajat mengenai ibunya membuat Legowo naik pitam seiring meledak emosinya dan keadaan buruk yang dihadapinya. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam hutan dan mengumumkan dirinya akan menjadi perampok dengan nama baru Joko Geger. Beberapa pendekar yang frustasi dan alergi terhadap keadaan pemerintahan yang korup itu menyatakan diri bergabung dengan Joko Geger. Banyak pula pengikut baru yang kian membuat Joko Geger makin disegani. Ia merampok harta dari orang-orang yang korup dan mendermakan hasil korupsinya untuk membantu rakyat miskin serta membantu pesantren-pesantren yang mengikuti ajaran gurunya, Sunan Giri Prapen.

Apakah Sunan Giri merestuinya kisah di atas adalah secuil dari drama yang dipentaskan di GBB TIM pada Kamis (26/12). dan tayang pada hari kedua jam 20.00. Demi memaksimalkan penggambaran suasana yang bernuansa Jawa kental dan up to date, panggung besar di GBB disulap dengan latar pendopo besar lengkap dengan dekorasi hutan lebat pulau Jawa. Pementasan ini menampilkan lebih dari 30 pemain yang disaksikan istri Rendra, Ken Zuraida. Penampilan panggung yang diisi gerak tubuh para pemain pesilat yang mengharmonikan kekuatan perjuangan, latarnya ditambah ilustrasi iringan musik yang apik.

Selama tiga jam Zak Sorga dengan kreatifnya membawa penonton ke suasana bumi Mataram Islam yang kala itu penuh intrik dan dramatik. Zak Sorga dan krunya telah merampok Penulis drama ini, Rendra, yang memang memberi tantangan para aktor (aktris) untuk beradu lakon dalam drama ambisius romantis dan pelik. Penonton bisa menangkap pesan dari tokoh Sunan Giri Perapen yang setia mendukung Sultan Agung mengusir kekuatan dagang "Para Kafir Kulit Putih" dari tanah Jawa. Istilah sarkas ini ditujukan untuk kolonial Eropa saat itu dan menemui aktualisasinya di tangan Zak Sorga dengan joke-joke tajamnya di masa kini sehingga seakan berdialog dengan rezim.

Hasil gambar untuk Perampok WS Rendra

Zak Sorga dan KSM tidak sekedar mengenang mengenang Rendra, tetapi merampok 'kejeniusannya' dalam mengungkap kepalsuan 'ideologi' para pengkhianat negeri, perusak etika dan moralitas umum, dan para 'gerombolan' yang memanfaatkan situasi genting (generasi tarabbas, QS. 4:142) dan 'menyamun' kegentingan itu. Di sini juga ada kisah bahwa kesetiaan adalah hal yang sangat utama.

Dalam soal ini menjadi apa yang dikatakan isteri almarhum penulis naskah WS Rendra benar adanya. Lakon ini penuh semangat yang mengepul. Ken Zuraida, istri WS Rendra, dalam suatu kesempatan sempat menceritakan bahwa naskah ini dibuat Rendra pada saat beliau sedang semangat-semangat ber-Islam.  "Di naskah ini prinsip-prinsip kepemimpinan, perjuangan, dan persatuan Kesultanan Islam Mataram diperdebatkan,'' kata Ken Zuraida.

Akhirnya lakon 'Perampok' ini di tangan Zak Sorga sangat konstektual pada situasi ke kinian zaman. Zak Sorga bisa 'mampu' merapok kegeniusan Rendra!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement