Jumat 20 Dec 2019 04:20 WIB

MUI Harap KL Summit Temukan Cara Selesaikan Masalah Umat

Ada sejumlah masalah umat Islam yang akan dibahas di KL Summit.

Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) yang diikuti 56 negara muslim di Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (19/12/2019).
Foto: Antara/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) yang diikuti 56 negara muslim di Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (19/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengapresiasi Kuala Lumpur Summit yang digelar pada 19-21 Desember 2019. Ssalah satu agendanya akan membahas nasib etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China.

"Yang akan dibahas adalah masalah-masalah penting menyangkut umat Islam, terutama mengenai nasib Uighur, perang di Yaman, gender, kesenjangan ekonomi di kalangan dunia Islam, dan Islamofobia," kata Buya Anwar kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Menurut Buya Anwar, masalah-masalah tersebut sangat tepat dibahas dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dia mengataka,n OKI tampaknya kurang responsif dan lebih banyak menunggu sehingga mendorong Mahatir Mohamad menyelenggarakan KL Summit.

Perdana Menteri Malaysia tersebut, menurut Buya Anwar, mengambil inisiatif dan langkah-langkah agar dunia bisa mendengar dan memerhatikan suara umat Islam dunia. Dengan begitu, negara-negara barat, Amerika Serikat, dan China bisa memperbaiki sikap dan pandangannya terhadap Islam.

"Jadi KL Summit ini jelas merupakan sebuah pertemuan yang sangat penting dan strategis karena tidak hanya berarti bagi umat Islam tapi juga bagi umat agama lain. Perhelatan itu agar tercipta saling pengertian sehingga dunia yang aman, tenteram dan damai," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.

Buya Anwar mengatakan, pandangan Barat, AS, dan China tersebut sangat merugikan umat Islam. Ia berharap KL Summit akan bisa menemukan cara dan langkah penyelesaian terhadap masalah dan tantangan yang dihadapi dunia Islam, termasuk mengatasi Islamofobia.

Sejauh ini, menurut Buya Anwar, upaya mengatasi Islamofobia hasilnya belum menggembirakan. Alhasil, umat Islam selalu terpojok bahkan menjadi korban tindak orang-orang yang tidak bertanggung jawab, seperti yang dialami oleh Muslim di Christchurch, Selandia Baru, dengan orang Islam dibunuh seorang bersenjata secara brutal dan menewaskan 60 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement