Selasa 03 Dec 2019 02:10 WIB

3 Kunci Moderasi Beragama, Salah Satunya Terkait Emosi

Moderasi beragama berkaitan erat dengan pengendalian emosi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Cendekiawan Muslim Quraish Shihab menjabarkan tiga kunci moderasi beragama.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Cendekiawan Muslim Quraish Shihab menjabarkan tiga kunci moderasi beragama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, Prof M Quraish Shihab, mengatakan pentingnya moderasi (wasathiyah) dalam beragama. Kendati demikian moderasi juga harus diiringi dengan tiga hal krusial yang perlu dimiliki.  

Dia menjabarkan bahwa seseorang yang ingin menjalankan moderasi harus memiliki pengetahuan atau secara keilmuan mapan di bidangnya.

Baca Juga

Kedua, orang tersebut harus mampu mengendalikan emosi. Pengendalian emosi ini, kata dia, menjadi hal terberat karena kerap seseorang bertindak melampaui batas, atau kurang dari batas minimal.  

“Seseorang harus mampu mengendalikan emosi. Jangan melewati batas. Yang wasath (di tengah) supaya tidak tergelincir, dia jangan terlalu di pinggir, atau jangan juga terlalu di pojok biar selamat,” ujar Pak Quraish, di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (30/11). 

Menurutnya saat ini terdapat kecenderungan orang untuk berlaku melampaui batas dari hal yang dia yakini paling benar. 

Dalam perkara akidah agama dan ketuhanan yang Mahaesa, kebenaran tersebut mutlak adanya. Namun seseorang juga perlu mengakui bahwa dalam ajaran agama, terdapat perbedaan-perbedaan pendapat yang menyeratainya.  

Pihaknya juga menyayangkan adanya fenomena dakwah yang cenderung menutup deskripsi cahaya dan kasih sayang Allah SWT. Yang timbul saat ini justru narasi mengenai siksaan pedih yang akan diberikan Allah kepada hamba-Nya.   

"Padahal Allah ini sangat mencintai manusia. Manusia bisa berbuat salah, tapi Allah bisa ampuni asalkan ada tobat. Kasih sayang Allah Mahaluas, ini yang harus diperbincangkan," kata dia.  

Adapun syarat ketiga, orang yang ingin melakukan moderasi perlu berhati-hati. Berhati-hati di sini perlu dilakukan dari beragam aspek. Agar hidup di dunia yang dijalani oleh manusia, kata dia, tak mengurangi batas minimal dan tak melebihi batas maksimal yang dianjurkan Allah SWT. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement