REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok peduli muslim Rohingya menolak keras pernyataan sejumlah kelompok di Myanmar yang menggambarkan muslim Rohingya sebagai orang Bengali. Seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (2/12), Presiden Organisasi Solidaritas Rohingya (RSO), Mohammed Ayyub Khan mengatakan pernyataan itu tak berdasar.
RSO menilai pernyataan itu juga sebagai penjelasan yang keliru tentang Rohingya. Sebelumnya kelompok yang terdiri dari tentara pembebasan nasional Ta'ang, tentara Arakan, tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar pada Kamis lalu mengatakan siap untuk memberikan bukti kejahatan militer Myanmar pada 2009 dan 2019 ke pengadilan internasional melawan etnis, termasuk orang-orang muslim Bengali, kata itu merujuk pada komunitas muslim Rohingya di negara bagian Rakhine barat.
"Ironisnya, pernyataan itu menyebutkan kata Bengali bukan Rohingya. Pernyataan itu melukai perasaan Rohingya khususnya dan umat muslim pada umumnya," kata Khan.
Khan justru mendesak kelompok-kelompok pemberontak yang telah berperang melawan tentara Myanmar di negara bagian Shan dan Rakhine untuk memusatkan energi mereka berjuang melawan tentara Myanmar Burma.
"Kami ini adalah muslim Rohingya bukan muslim Bengali," katanya.
Rohingya yang merupakan komunitas etnis Muslim di negara bagian Rakhine, Myanmar telah lama menghadapi penganiayaan dan genosida oleh militer setempat. Amnesty International mengatakan lebih dari 750 ribu pengungsi Rohingya yang kebanyakan wanita dan anak-anak melarikan diri dari Myanmar dan menyebrang ke Bangladesh pasca militer Myanmar melakukan penumpasan terhadap komunitas minoritas muslim di negara itu pada Agustus 2017. Ini menambah jumlah yang dianiaya di Bangladesh di atas 1,2 juta.
Menurut laporan Ontario International Development Agency (OIDA) mengatakan sejak 25 Agustus 2017 ada hampir 24 ribu muslim Rohingya dibunuh oleh militer Myanmar. Lebih dari 34 ribu Rohingya dilemparkan ke dalam api sementara 114 lainnya dipukuli. Selain itu sekitar 18 ribu perempuan Rohingya di perkosa oleh tentara Myanmar dan lebih dari 115 ribu rumah milik warga Rohingya dibakar dan 113 ribu lainnya dirusak.