Kamis 28 Nov 2019 18:39 WIB

Undang Ormas Islam, Wapres Ingin Perkuat Ukhuwah Islamiyah

Keberadaan ormas Islam penting menopang persatuan negara.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden KH Ma
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden KH Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin akan mengumpulkan ormas-ormas Islam di rumah dinasnya, di Jalan Diponegoro, Kamis (28/11) malam ini. 

Ma'ruf menyebut pertemuannya dengan ormas Islam malam ini merupakan lanjutan pertemuan dengan tokoh lintas agama pada Selasa (26/11) lalu.

Baca Juga

"Iya kan saya belum ketemu dengan ormas-ormas, yang kemarin itu kan antarmajelis agama, sekarang ini merajutnya itu ukhuwah Islamiyah," ujar Ma'ruf saat diwawancarai wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (28/11). 

Ma'ruf menginginkan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) tidak berbenturan dengan jalan tengah (wasathiyah). Karena itu, dalam pertemuan tersebut, dia ingin menyamakan komitmen di antara ormas Islam. "Kita menyamakan pendapat dan gimana ormas islam secara bersama mengawal NKRI," ujar Ma'ruf.

Wapres mengumpulkan pemuka lintas agama di rumah dinas wapres di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (26/11) malam. Pertemuan dihadiri sejumlah tokoh lintas agama mulai dari perwakilan Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Khonghucu.  

Kiai Ma'ruf mengatakan, pertemuan antarmajelis agama sepakat untuk menjaga kerukunan dan persatuan bangsa. Menurut dia, para pemuka agama juga ingin agama bisa berperan dalam mencegah terjadinya konflik di masyarakat. "Agama justru akan menjadi solusi perekat, bukan menjadi sumber perpecahan. Ini tekad yang malam ini disepakati majelis majelis agama," ujar Ma'ruf.

Karena itu, Ma'ruf mengungkap pertemuan juga menyatakan komitmen untuk terus melanjutkan langkah-langkah dalam merawat keutuhan bangsa. Hal ini berkaca dengan pengalaman sebelumnya, dimana banyak muncul persoalan agama. 

"Pada masa yang lalu kan sering terjadi karena persoalan-persoalan yang bisa saja karena masalah-masalah agama kemudian menjadi tersinggung, kemudian konflik, bahkan juga soal kesukuan menimbulkan konflik," ujar Ma'ruf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement