REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdirinya Madrasah Technonatura berawal dari masjid sebagai tempat ibadah dan sentra kegiatan umat Islam. Dalam perkembangannya, madrasah ini mampu melahirkan siswa-siswa berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Jadi madrasah ini pertama kali dilaksanakan di masjid, di Griya Tugu Asri Depok. Masjid itu kita manfaatkan untuk mengajar siswa yang awalnya hanya berjumlah 16 siswa,” ujar Kepala Madrasah Technonatura, Tras Rustamaji kepada Republika.co.id belum lama ini.
Sistem pembelajaran di Madrasah Technonatura tidak sama seperti sekolah dan bahkan madrasah pada umumnya. Di tempat ini, para siswanya lebih ditekankan untuk belajar dengan terlibat dalam sebuah proyek, khususnya yang berkaitan dengan teknologi.
Selain membekali siswanya dengan ilmu teknologi, madarasah ini juga membekali siswanya dengan pengetahuan agama, sehingga bisa mencetak engineer yang beriman dan bertaqwa. "Kita ingin mendorong engeneer yang beriman dan bertaqwa," ucap lulusan Manchester University ini.
Rustamaji menjelaskan, dengan menggunakan kurikulum di luar pakem, siswa Madrasah Technonatura mampu memenangkan berbagai lomba robotik, seperti INAICTA, IMAGINE dan iCAD. Bahkan, siswa Madrasah Technonatura juga pernah meraih juara II dalam kompetesi robotik Internasional di Amerika Serikat pada 2017 lalu.
"Waktu itu kita bawa robot namanya Wowwi. Dan robot itu dapat apresiasi dari jurinya dan kita mendapat Bronze Award untuk kategori Innovation in Engineering. Kemudian, tahun 2018 kita berangkat lagi di kompetesi yang sama yang berlangsung di Meksiko. Kita dapat award Imagination and creativity," jelas Rustamaji.
n/Muhyiddin