REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ratusan pesantren mendeklarasikan diri membentuk Serikat Ekonomi Pesantren di Pasantren Idrisiyyah, Kabupaten Tasikmalaya, pada Selasa (12/11). Pembentukan itu dilakukan untuk menguatkan kemandirian ekonomi di pesantren.
Salah satu inisiator Serikat Ekonomi Pesantren, Ahmad Tazakka Bonanza mengatakan, pembentukan Serikat Ekonomi Pesantren merupakan langkah awal mengembangkan ekonomi pesantren.
Sebanyak tiga pesantren akan menjadi induk, yaitu Pesnatren Idrisiyyah, Darut Tauhid, dan Al Ittifaq. Tiga pesantren yang sudah cukup memiliki pengalaman dalam bidang usaha itu akan membina pesantren lainnya yang belum mapan secara ekonomi.
"Jadi kita akan melakukan pembinaan manajemen ke pesantren," kata dia saat dihubungi Republika.co.id.
Ahmad mengakui, masih banyak pesantren di Jawa Barat (Jabar) yang belum mandiri secara ekonomi, apalagi nengelola usaha sendiri. Pesantren itulah yang menjadi sasaran pembinaan.
Menurut dia, pesantren memiliki potensi yang sangat tinggi untuk mengembangkan ekonomi. Nantinya, pesantren itu akan diberikan pelatihan untuk membuka usaha.
"Kan banyak pesantren yang memiliki tanah wakaf karena mereka memiliki kepercayaan yang besar dari umat. Mereka juga punya jaringan alumni yang kuat. Ini yang harus disasar," kata dia.
Terakhir, lanjut Ahmad, Serikat Ekonomi Pesantren juga akan membantu pesantren yang belum mapan dari segi permodalan dan pemasaran. Serikat juga berfungsi menyalurkan produk pesantren ke pasar yang lebih luas.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya terdapat lebih dari 1.000 pesantren di Jabar yang akan disasar oleh Serikat Ekonomi Pesantren. "Tapi ke depan kita kan terus kembangkan. Kita harap ketika ini bermanfaat bagi pesantren, ekonomi umat, tidak menutup kemungkinan akan menjadi gerakan nasional," kata dia.