REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nadhlatul Ulama PBNU, Robikin Emhas, meminta masyarakat, khususnya umat Islam, untuk mempercayakan penanganan kasus aplikasi gim tentang Nabi Muhammad SAW kepada aparat kepolisian.
Dia juga meminta agar masyarakat tidak ada yang terpancing dengan kasus tersebut. Robikin lantas mengapresiasi pihak kepolisian yang telah bergerak cepat dalam menangani kasus ini.
"Kita tunggu polisi mengungkap apa latar belakang, motif dan tujuan pembuatan game itu, termasuk kemungkinan adanya pihak tertentu dibalik layar. Jangan ada kegaduhan. Khawatir justru kegaduhan itu yang diharapkan," kata Robikin, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Selasa (12/11).
Sebagaimana dilaporkan, lelaki berinisial IG (38 tahun) ditangkap polisi lantaran diduga membuat aplikasi permainan tentang Nabi Muhammad SAW. Pria tersebut merupakan warga Desa Suci, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. IG ditangkap polisi pada Sabtu (9/11) lalu.
Menanggapi ini, Robikin mengatakan bahwa para ulama telah mengambil ijmak sukuti tentang larangan melukis Nabi dan Rasul. Hal demikian dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan agama untuk maksud dan tujuan yang bertentangan dengan tujuan agama itu sendiri. Selain itu, menurutnya, agar kemurnian ajaran Islam, baik dari segi akidah, syariat maupun akhlak terjaga dengan baik.
Bahkan, dia menegaskan bahwa visualiasi dalam bentuk lukisan, patung, rekaan foto, animasi, karikatur atau media lain apapun mengenai sosok Nabi tidak akan sanggup 'memotret' sosok Nabi Muhammad SAW. Sekalipun itu menurutnya dengan teknologi terkini yang paling canggih. Karena itu, dia mengimbau agar tidak berupaya untuk membuat visualisasi tentang sosok Nabi Muhammad SAW.
"Hindari mempersepsikan sosok Nabi Muhammad SAW dengan persepsi yang keliru. Antara lain dengan cara tidak memvisualisasi sosok Nabi Muhammad SAW dalam bentuk dan melalui media apa pun," tambahnya.
Alih-alih memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad Saw, Robikin justru mengajak umat untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Rasulullah Saw dengan melaksanakan ajaran Islam dengan baik dan benar. Hal demikian tentunya dengan memperhatikan baik dari aspek teologis, spiritual, maupun humanistik, kemudian dari aspek akidah, syariah dan juga akhlak (tasawuf).