Rabu 06 Nov 2019 04:40 WIB

Mencari Rezeki Bukan Sekadar Target

Rezeki yang tidak berkah bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Rezeki/Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Rezeki/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Rifai

 

Sebelum lahir, Allah telah mencatat jatah rezeki setiap manusia. Dari segi jumlah memang tidak sama, tapi Allah memastikan rezeki yang di berikan mencukupi dalam menjalani hidup di dunia. Itulah sebabnya, Allah murka kepada orang yang membunuh anaknya karena kemiskinan atau takut kemiskinan.

Allah berfirman yang artinya, "Dan, janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar." (al-Isra:31)

Dalam hadis, Rasulullah juga sering menyampaikan keterjaminan rezeki tersebut. Beliau bersabda, "Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal niscaya Allah akan memberikan rezeki sebagaimana Ia memberikan rezeki kepada seekor burung yang keluar di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang." (Riwayat Tirmidzi No. 2344). Hakikat tawakal adalah berusaha sungguh-sungguh dan memasrahkan hasilnya kepada Allah.

Meski telah terjamin, acap kali kita masih ditimpa kegelisahan dalam urusan rezeki. Perasaan kurang dan tidak mencukupi terkadang masih bertakhta dalam hati dan pikiran. Situasi inilah yang tekadang membuat kita galau terutama saat kondisi ekonomi tidak menentu.

Sekali lagi, akar masalah sejatinya tidak pada rezeki yang tidak cukup. Sebab, Allah telah menjaminnya. Problem utama pada keberkahan rezeki yang hilang dari rezeki yang kita peroleh. Allah memang tidak menjamin hal tersebut.

Tidak berkahnya rezeki adalah penyebab utama terjauhkannya kita dari sifat qonaah (merasa cukup dengan rezeki yang ada). Alhasil, meski rezeki melimpah tetap terasa tidak cukup. Akhirnya, hari yang kita lewati disesaki oleh keluhan dan sepi dari untaian kesyukuran.

Rezeki yang tidak berkah bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bisa karena cara dan jalan mendapatkannya yang salah. Atau bisa juga dalam proses memperolehnya bercampur dengan perkara yang haram.

Karena itu, dalam mencari rezeki butuh kehatihatian. Caranya dengan selalu berzikir dan mengingat Allah. Allah berfirman yang artinya, "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS al-Jumu'ah:10).

Mengingat Allah tentunya tidak saja secara lisan dan hati, tapi mengingat Allah adalah mengingat perintah dan larangan-Nya dan komitmen terhadap aturan-Nya dalam aktivitas kita mencari rezeki. Sa'id bin Jubair berkata, "Zikir itu adalah taat kepada-Nya maka siapa yang menaatinya, dialah orang yang berzikir, dan siapa yang tidak menaatinya, maka bukanlah orang berzikir meski lisannya banyak mengucapkan kalimat zikir dan membaca Alquran." (Min A'lamissalaf, 16/10).

Dalam mencari rezeki bukan saja jumlah yang menjadi target, melainkan yang lebih penting dan sangat kita butuhkan adalah keberkahannya. Ketika semangat taat kepada Allah menyertai setiap aktivitas kita mencari rezeki, itulah yang akan mengundang keberkahan. Semoga Allah mengaruniakan rezeki yang berkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement