REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makam Humayun salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India. Makam Humayun merupakan kompleks pemakaman raja-raja Mughal. Bangunan tersebut masuk dalam cagar budaya UNESCO.
Lantas, seperti apa kontruksi Makam Hamayun?
Menurut 'Abdul Qadir Bada'uni, salah satu dari sedikit sejarawan kontemporer yang menjelaskan konstruksi Makam Humayun, arsitek bangunan monumental itu adalah Mirak Mirza Ghiyas (atau Mirak Ghiyathuddin), seorang Persia yang didatangkan dari Herat (barat laut Afghanistan).
Sebelumnya, Mirak telah merancang sejumlah bangunan di Herat, Bukhara (sekarang Uzbekistan), serta beberapa lainnya di India. Ia meninggal sebelum pembangunan selesai dan pada 1571, putranya yang bernama Sayyed Muhammad ibn Mirak Ghiyathuddin melanjutkan pembangunan tersebut.
Kekuasaan Islam di India memperkenalkan arsitektur Islam ke dalam wilayah tersebut. Bangunan-bangunan Islam mulai muncul di sekitar Delhi yang menjadi ibu kota Kesultanan Delhi. Dimulai dengan Dinasti Mamluk yang membangun Qutb Minar (1192) dan Masjid Quwwatu-l-Islam yang berada di dekatnya.
India Utara yang berturut-turut diperintah oleh dinasti-dinasti asing pada abad-abad selanjutnya memunculkan arsitektur Indo-Islam. Gaya yang berlaku menggunakan pilar, balok, dan ambang yang menghasilkan konstruksi bergaya arcuate dengan lengkungan dan balok.
Gaya ini berkembang di bawah dukungan Mughal dengan menggabungkan unsur-unsur arsitektur India. Kombinasi batu pasir merah dan marmer putih yang digunakan dalam konstruksi Makam Humayun sebelumnya telah ditemukan di kuburan dan masjid pada periode Kesultanan Delhi.