REPUBLIKA.CO.ID, JOHNNESBURG— Kongres Nasional Afrika (ANC), yang berkuasa di Afrika Selatan, mengutuk keras penodaan kuburan orang Muslim di Mowbray, pinggir Cape Town.
“Tindakan tersebut bukan hanya barbar, melainkan juga adalah provokasi terhadap masyarakat Muslim,” kata partai itu di dalam satu pernyataan pada Rabu (30/10).
Sedikitnya 80 batu nisan kuburan orang Muslim dirusak pada Selasa malam. "Kami ikut merasakan kepedihan yang mendalam yang dirasakan oleh pihak keluarga atas perilaku kasar dan tanpa hati nurani seperti itu terhadap kuburan orang yang mereka cintai," kata ANC, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (1/11).
Partai itu juga memuji keluarga yang menjadi korban perusakan dan masyarakat Muslim karena menahan diri dalam menghadapi provokasi semacam itu.
Zwelivelile “Mandla” Mandela, cucu mendiang presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, dan anggota Parlemen serta tokoh masyarakat, juga mengutuk peristiwa tersebut.
"Kami mengutuk keras penodaan makam Muslim Mowbray. Pelanggaran tempat suci semacam ini adalah perbuatan jahat dan pelanggaran terhadap nilai-nilai agama. Tindakan tersebut juga melanggar nilai-nilai perdamaian, penghormatan dan martabat yang disepakati bersama di dalamundang-undang dasar kita," kata Zwelivelile di dalam satu pernyataan yang disiarkan pada Rabu oleh Royal House of the Mandelas.
Zwelivelile, yang memeluk Islam pada 2016, mengatakan rakyat Afrika Selatan tidak pernahmembiarkan provokator untuk menyebarkan kebencian dan membuat kerusuhan maupun mengganggu hubungan antar-agama di dalam ranah demokrasi yang baru lahir di Afrika Selatan. Ia menyeru pemerintah agar berusaha sekuat mungkin untuk menangani masalah itu.