Kamis 31 Oct 2019 15:00 WIB

Dahulu, Detail Dome of Rock Sulit Didapatkan

Bahkan sampai 1833 belum ada pengukuran yang pasti dari bangunan itu.

(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak berdiri pada masa Dinasti Umayyah, gambar detail tentang Dome of the Rock sangat sulit sekali didapatkan. Bahkan sampai 1833 belum ada pengukuran yang pasti dari bangunan itu. Berdasarkan penuturan Victor von Hagen, seperti yang dikutip dari laman www.vam.ac.uk, bahwa tidak ada satu pun arsitek yang berhasil menangkap atau menggambarkan desain arsitektural dari Dome of the Rock.

Tak ada satu pun ahli barang-barang antik yang bisa merekam jejak desain interior bangunan itu. Orang-orang kafir harus bersabung nyawa jika ingin masuk di pintu bangunan suci tersebut.

Pada 13 November 1833, seorang arsitek Inggris, Frederick Catherwood, berdandan ala pejabat Mesir, diikuti dengan beberapa pelayannya, mencoba masuk ke masjid itu. Tidak lupa, dia membawa alat-alat gambarnya. Dia bukan pemeluk Islam, tetapi dia ingin sekali menggambarkan Dome of the Rock.

Ternyata setelah masuk, apa yang dikatakan Victor von Hagen seakan menjadi kenyataan. Dalam suratnya, Frederick menceritakan bahwa ketika dia dengan cepat mencari posisi yang terbaik untuk duduk dan menggambarkan desain arsitektur bangunan itu, orang-orang disekitarnya mulai menaruh curiga.

Pandangan tajam banyak diarahkan padanya. Orang-orang mulai berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil saling berdiskusi tentang kecurigaan mereka terhadap Frederick. Lalu, kelompok kecil itu berkumpul menjadi satu dan mulai mendatanginya. Saat itu, dia mencatat ada sekitar 200 orang yang mengelilinginya. Kesempatan untuk melarikan diri sudah nihil.

Dalam pikirannya, Frederick membayangkan tubuhnya bakal dicabik-cabik. Tiba-tiba sang gubernur keluar dari masjid tersebut, lalu kerumunan orang itu pun segera melaporkan kecurigaan mereka. Orang-orang itu meminta hukuman bagi orang kafir yang sedang berupaya untuk menodai tempat suci Dome of the Rock.

Gubernur itu kemudian mendekati Frederick, lalu kembali menengok ke arah kerumunan massa dan mengatakan bahwa masjid suci itu sedang dalam kondisi rusak dan usang sehingga tidak mengherankan bahwa Mehmet Ali, pimpinan mereka, memanggil orang kulit putih itu untuk melakukan survei awal.

Sejak saat itu, berkat sang gubernur, Frederick bisa melanjutkan pekerjaannya. Sejak gambar detailnya tentang Dome of the Rock beredar, banyak arsitek yang tertarik untuk melakukan survei yang sama. Beberapa tahun kemudian, arsitek seperti William Harvey, Ernest Richmond, dan Carl Werner juga berusaha datang ke Yerusalem dan menggambarkan desain arsitektur dari bangunan itu.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement