REPUBLIKA.CO.ID, MESTRE -- Para orang tua pelajar Muslim di Kota Mestre, Italia, meminta pengelola Sekolah Dasar Gisari Batsi menyediakan daging halal di kantin sekolah. Dilansir Anadolu Agency pada Kamis, (31/10), para orang tua siswa Muslim menyampaikan tuntutan itu dalam pertemuan yang menandai awal musim sekolah.
Menanggapi permintaan tersebut, pihak sekolah menyatakan belum bisa memenuhinya. Sekolah kemudian mengimbau kepada para orang tua agar memberikan pengertian pada buah hatinya masing-masing.
"Beritahu anak-anak supaya tidak meminta daging saat makan di sekolah selama periode ini," kata pihak sekolah.
Mendengar kejadian itu, anggota parlemen dari partai sayap kanan Partai Leg, yaitu Alex Bazzaro, menuduh para keluarga siswa Muslim sebagai ekstremis. Menurut dia, permintaan daging halal merupakan hal konyol dan bertolak belakang dengan integrasi budaya masyarakat Italia.
Umat Muslim di beberapa negara memang masih kesulitan mendapatkan makanan halal. Di Australia, misalnya, seorang Muslim memprotes sebuah toko daging lokal yang terletak di Kota Adelaide. Pasalnya, toko bernama Valley Butchers itu dinilai sudah mengejek Islam.
Valley Butchers menempelkan stiker bertuliskan "menyediakan daging bersertifikat tidak halal" di depan jendela kacanya. Mereka pun memasang stiker gambar kangguru dan emu yang merupakan hewan asli Australia.
“Ini sama saja seperti menghina Muslim. Itu jelas disengaja," keluh warga seperti dilansir Daily Mail.
Lelucon semacam itu dianggap bisa memojokkan penganut agama minoritas, bahkan termasuk sikap rasisme yang bisa menimbulkan kebencian terhadap Muslim. Sementara itu, pemilik toko Valley Butchers mengatakan, pemasangan stiker bertujuan memberikan jawaban kepada pelanggan.
"Mereka sering bertanya apakah daging yang dijual halal? Jadi kami memasang tanda untuk memberitahu ke publik kalau daging kami tidak bersertifikat halal sehingga tak perlu ada yang bertanya lagi," jelas pemilik toko.