REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendukung pengelolaan zakat menggunakan metode digital atau digitalisasi zakat. Digitalisasi zakat dinilai paling tepat bagi pengelolaan zakat di zaman modern seperti ini.
Itu disampaikan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo usai menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Selasa (29/10).
"Ya beliau mendukung sekali (digitalisasi zakat), jadi kan memang beliau salah satu tokoh nasional yang mendukung pengembangan ekonomi syariah. baik itu di sektor keuangan maupun di sektor riil," ujar Bambang di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (29/10).
Menurut Bambang, zakat termasuk sektor keuangan sosial yang pengelolaannya sudah lumayan baik di Indonesia, dibandingkan wakaf. Karena itu, digitalisasi zakat diharapkan terus meningkatkan pengelolaan dan pendistribusian zakat.
Bambang mengungkapkan, dalam kesempatan itu juga, Baznas mengundang Wapres Ma'ruf Amin untuk membuka konferensi internasional World Zakat Forum (WZF) di Bandung pada 5 November mendatang. Menurut Bambang, dalam konferensi yang akan dihadiri oleh 33 perwakilan negara.
"Beliau bersedia untuk menghadiri, memberikan pengarahan kemudian membuka konferensi World Zakat Forum yang akan dihadiri perwakilan 33 negara," ujar Bambang.
Menurut Bambang, tema World Zakat Forum nantinya akan mengangkat pengelolaan zakat menggunakan metode digital. "Jadi digitalisasi pengelolaan zakat, itu tema konferensinya," ujar Bambang.
Bambang mengatakan, digitalisasi zakat merupakan hal yang tak terhindarkan di era modern. Apalagi, kondisi geografis Indonesia yang luar dan tersebar.
Menurutnya, digitalisasi zakat dinilai sebagai solusi dalam pengelolaan zakat. Ia menerangkan, lembaga zakat seperti halnya lembaga keuangan, yang saat ini sudah semua digital.
"Maka di era modern ini tidak bisa menghindarkan diri dari pengelolaan secara digital, mau tidak mau harus digital. apalagi kan pertumbuhan pengumpulan zakat itu kan cepat sekali," kata Mantan Menteri Pendidikan Nasional tersebut.
Ia mengatakan, dalam lima tahun terakhir zakat terus tumbuh di atas 24 persen saat perekonomian tumbuh di atas lima persen. "Jadi pertumbuhannya memang cepat sekali dan mau tidak mau solusinya untuk mengatasi berbagai permasalahan manajemen perzakatan itu memang melalui digitalisasi," ujar Bambang.