Senin 28 Oct 2019 08:57 WIB

Dana Zakat Diperkirakan Alami Kenaikan

Kenaikan pengumpulan dana zakat diperkirakan mencapai 24 persen.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Baznas
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Baznas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi dana zakat yang dapat dikumpulkan pada tahun ini diperkirakan akan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Arifin Purwakananta, mengatakan kenaikan pengumpulan dana zakat diperkirakan mencapai 24 persen.

"Setiap tahun mengalami kenaikan, tahun lalu mencapai Rp 8 triliun. Untuk tahun ini bisa naik Rp 9-10 triliun yang bisa digunakan untuk pengentasan kemiskinan," kata Arifin, pada Ahad (27/10) lalu.

Baca Juga

Arifin mengatakan, Baznas memandang kemiskinan dari sudut pandang yang lengkap. Pertama, orang yang dianggap miskin itu yakni orang yang tidak mengikuti program pendidikan, tidak sehat, tidak bisa mengakses kebutuhan-kebutuhan dasar seperti air bersih, pangan dan rumah tinggal. Bahkan mereka juga tidak bisa beribadah sesuai dengan agamanya, dan mereka yang tidak bisa mengatasi masalah-masalah tanggap darurat.

Kedua, Baznas memandang orang miskin lainnya yakni yang tidak dapat tumbuh secara ekonomi. Mereka tidak berkembang, kekurangan modal, kekurangan produksi, dan kekurangan akses pasar. Kemudian yang ketiga,  kondisi kemiskinan yang disebabkan oleh struktural, yang memang tertindas secara kebijakan, tidak bisa berjejaring, dan kekurangan memperoleh pembangunan kapasitas.

"Visi Baznas adalah setiap tahun mengentaskan satu persen dari keluarga miskin di Indonesia. Kenapa satu persen, karena ada pihak-pihak lain yang menjalankan misi yang sama untuk pengentasan kemiskinan," ucap Arifin.

Arifin menyampaikan, bahwa masyarakat yang berada dalam tingkat kemiskinan mencapai total 9,9 juta. Baznas berharap dapat mengentaskan kemiskinan sebesar satu persen setiap tahunnya.

Sebanyak 17.500 keluarga diharapkan Baznas dapat mampu keluar dari garis kemiskinan. Sementara pada tahun lalu, Arifin mengatakan, Baznas kesulitan untuk menghimpun data secara keseluruhan karena ada berbagai macam kendala

"Kami kesulitan mendapatkan data, karena data harus kita kumpulkan secara nasional dari Baznas pusat, provinsi, kota, dan LAZ. Kita punya 30 persen data terhimpun, jadi kami kesulitan untuk membuat klaim pada media," ucap Arifin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement