Kamis 24 Oct 2019 18:17 WIB

Bersama KH Hasan Makarim, DD Berbagi Pengalaman Berdakwah

KH Hasan Makarim berbagai pengalaman dakwah di lapas.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Dompet Dhuafa menggelar stadium general tentang peranan penyuluh Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (24/10).
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Dompet Dhuafa menggelar stadium general tentang peranan penyuluh Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dompet Dhuafa menggelar kuliah umum bertajuk "Peranan Pembimbing Rohani Islam dalam Pembinaan Spiritual di Lapas" di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Stadium general ini menghadirkan pembimbing rohani Islam senior Kiai Hasan Makarim, yang spesialis menangani spiritual terpidana eksekusi mati. Direktur Budaya dan Dakwah Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji, menuturkan kegiatan tersebut merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman Hasan Makarim sebagai pembimbing rohani Islam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan. Sasarannya adalah mahasiwa program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) UIN Jakarta. 

Baca Juga

Dia menjelaskan fakultas dakwah dan prodi BPI yang dipilih, karena memang ini berkaitan erat dengan pendekatan studi mereka dengan pengalaman di lapangan. 

Jadi ada praktik yang cukup menarik dari keilmuan konselingnya kemudian melihat kondisi masyarakatnya, sampai kemudian metode apa yang harus digunakan untuk melakukan bimbingan konseling di lapas," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (24/10).”

Shonhaji, yang beberapa waktu lalu ke Lapas Nusakambangan, menjelaskan, berdakwah dengan pendekatan konseling di lapas tentu berbeda dengan berdakwah di kelompok masyarakat pada umumnya. Warga binaan memiliki masalah tersendiri sehingga diperlukan pendekatan berbeda dalam menyelesaikan masalah yang mereka dera.

"Warga binaan itu dalam kondisi yang memang bermasalah, dipenuhi beban, masalah antara dirinya dan keluarganya, maka, bagaimana cara kita masuk menjadi solusi atas problematika emosional mereka. Karena itu, ini menjadi pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi di sini untuk aktivitas konseling berikutnya," tuturnya.

Pada tahap berikutnya, lanjut Shonhaji, bukan tak mungkin Dompet Dhuafa akan menggelar agenda yang sama di kampus-kampus lain yang memiliki prodi terkait penyuluhan. "Supaya teori dan praktiknya dapat menjadi sinkron," tambahnya.

Lebih lanjut, Shonhaji menambahkan, jumlah pembimbing rohani Islam di lapas terbilang masih kurang, sebab dibutuhkan keinginan yang kuat dan talenta komunikasi yang baik dengan para warga binaan. "Sangat minim memang," ucapnya.

Dompet Dhuafa pun mengapresiasi dedikasi Hasan Makarim dalam penyuluhan Islam di lapas. "Karena pendekatan dakwah yang digunakan itu berbeda, dan kita ingin memberi apresiasi atas sikap beliau, Pak Hasan, karena dedikasinya dalam bimbingan rohani di lapas," paparnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement