Selasa 22 Oct 2019 23:41 WIB

Puncak Perkembangan Dinasti Seljuk

sejarah arsitektur Islam ditunjukkan dalam hasil karya bangsa Seljuk.

Rep: Islam Digest Republika/ Red: Agung Sasongko
arsitektur warisan Seljuk.
Foto: muslimheritage.com
arsitektur warisan Seljuk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Periode perkembangan sosial yang luar biasa di Anatolia terjadi pada abad ke-12 dan ke-13, ditandai dengan lahirnya karya arsitektur dan seni dekoratif. Kedua karya itu disematkan pada tempat penginapan atau peristirahatan (caravanserai), yang dibangun di beberapa titik jalur perdagangan Seljuk. Ini menjadi tempat pertemuan pedagang antarbangsa.

Tercatat ada ratusan pos yang menjadi tempat peristirahatan para kafilah selama periode pemerintahan Seljuk. Tempat peristirahatan atau caravanserai terbesar dibangun pada 1229 Masehi atas usulan Sultan Han, yang berlokasi di sepanjang jalan antara Konya dan Aksaray. Bahkan di Kota Sultanhani, caravanserai mencakup lahan seluas 4.900 meter persegi.

Baca Juga

Selanjutnya, bangunan lainnya berdiri di lima kota Turki yakni, Alacahan di Kangal, Duragan, Hekimhan, dan Kadinhani, serta Kotapraja Akkale/Akhan dalam wilayah metropolitan Denizli. Bentuk caravanserai pun beragam. Seperti bentuk dari Kota Hekimhan yang memiliki guratan tulisan dalam bahasa Arab, di dalamnya berisi informasi yang berkaitan dengan bangunan.

Konsep pemahaman tentang geografis Anatolia nyatanya membantu pembangunan di wilayah mereka. Beberapa konstruksi yang paling khas dan mengesankan dalam seluruh sejarah arsitektur Islam ditunjukkan dalam hasil karya bangsa Seljuk ini. Hingga kini, pemerintahan Turki modern mengupayakan usaha pelestarian serta pemulihan peninggalan bangsa Seljuk.

Arkeolog juga menemukan dua prasasti yang berkaitan di Armenia dan Suriah. Mereka memperkirakan ada unsur budaya Kristen yang memengaruhi bangunan yang diprakarsai oleh Sultan Alaeddin Keykubad itu. Tapi, kemiripan bentuk itu dikonversikan ke dalam budaya Islam. Ada kasus khusus lainnya seperti yang ditemukan pada situs Kalehisar dekat Alaca.

Bangunan ini didirikan oleh Komandan Seljuk Husameddin Temurlu. Saat itu, dia mengungsi setelah kekalahan dalam Pertempuran Kose Dag. Bentuknya seperti sebuah kota yang dilingkupi benteng, sebuah madrasah, permukiman penduduk, dan caravanserai. Keseluruhan temuan bangunan peninggalan bangsa Seljuk dieksplorasi pada 1960 oleh sejarawan seni Oktay Aslanapa.

Dia juga menemukan sejumlah dokumen yang membuktikan adanya kejelasan sejarah situs. Seperti dokumen bertahun 1463 M, mengungkapkan bahwa Kekha lifahan Usmani menginstruksikan pada kepala madrasah untuk beraktivitas di caravan serai. Selama pemerintahan Kilic Arslan II di akhir abad ke-12, terbentuk lingkungan khas semacam itu di seluruh Anatolia.

Konsep ini berkembang dengan cepat karena didukung kemakmuran ekonomi abad ke-13. Kota ini pun menjadi salah satu tempat kunjungan Muslim terbesar kala itu. Stabilitas dicapai selama masa pemerintahan al-Din Ala Kaykubad Aku (1220-1237). Sufisme juga menyebarkan pengaruhnya, yang merujuk pada sejumlah sufi, seperti Yunus Emre dan Haci Bektas Veli. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement