Senin 21 Oct 2019 07:44 WIB

Moderasi Beragama dalam Arsitektur Masjid Kuno Tanah Air

Pendirian masjid di Tanah Air memadukan beragam budaya.

Kepala Puslitbang Lektur, khazanah keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Balitbang dan Diklat Kemenag, Muhammad Zain (kiri)
Foto: Republika
Kepala Puslitbang Lektur, khazanah keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Balitbang dan Diklat Kemenag, Muhammad Zain (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Penelitian rumah ibadah yang dilakukan Puslitbang Lektur, khazanah keagamaan, dan manajemen organisasi, Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, akan menggali benang merah kesejarahan Islam.

Kepala Puslitbang Lektur, khazanah keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Balitbang dan Diklat Kemenag, Muhammad Zain, mengatakan penelitian menggali siapa saja tokoh, motif, dan benda atau enkripsi yang berada di masjid sebagai bukti dari keterkaitan sejarah tersebut. 

Baca Juga

Menurut dia, besar kemungkinan konektivitas yang dimaksud memang ada. Misal jaringan masjid tua di Jawa dengan masjid tua di Aceh, Palembang, hingga ke Guanzhi, China dan Malabar, India. “Konektivitas penyebaran Islam bisa dilihat dari masjid. Itu luar biasa,” kata dia dalam penyusunan draf direktori rumah ibadah, di Jakarta, akhir pekan lalu, Jumat (18/10).  

Tak hanya cukup di situ, kata Zain, kehadiran masjid pada masa lalu merupakan simbul persemaian budaya dan kearifan lokal. Keberadaan masjid mampu mendialogkan antara budaya-budaya yang ada. 

Dia mengutip, antara lain pendapat Indonesianis Prancis, Henri Chambert-Loir. Henri bercerita tentang masjid tua era 1800-an di pekojan yang memiliki arsitektur tinggi simbol pertemuan dari berbagai bangsa, Tiongha, Arab, dan India.

Ada pula, kata dia, Masjid an-Nawir Muara Angke, Jakarta Utara, Menara Kudus, dan lainnya. Masjid-masjid tersebut berdiri mempertemukan beragam budaya tanpa menafikan entitas budaya lain. Dia menarik benang merah bahwa fakta itu menunjukkan tentang semangat moderasi beragama ditunjukkan para penyebar Islam melalui pendirian masjid. 

Atas dasar inilah, kata Zain, pihaknya menekankan pentingnya penggalian aspek moderasi beragama dalam penyusunan direktori masjid yang telah terinventarisasi sebanyak 213 sejak 2011 ini. “Kami ingin menggali betapa moderasi beragama sudah digariskan para pendakwah Islam di nusantara sejak dulu,” kata dia.     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement