Rabu 08 Jan 2025 16:54 WIB

Unsur Indonesia di Masjid Istiqlal Bosnia

Masjid ini didirikan usai presiden Soeharto mengunjungi Bosnia.

Masjid Istiqlal di Sarajevo, Bosnia Herzegovina.
Foto: wiki
Masjid Istiqlal di Sarajevo, Bosnia Herzegovina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal ini menjadi simbol persahabatan antara Indonesia dan Bosnia-Hezergovina. Namanya memang sama dengan nama masjid nasional RI yang berlokasi di Jakarta.

Tempat ibadah di Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina, ini juga kerap disebut sebagai Masjid Soeharto. Sebab, presiden kedua RI itu merupakan sosok yang menginisasi berdirinya tempat ibadah ini pada medio 1997.

Baca Juga

Dalam bahasa Bosnia, nama masjid tersebut adalah Istiklal Dzamija. Cerita pendirian tempat ibadah ini bermula sejak kunjungan Pak Harto ke Bosnia pada awal Maret 1995. Lawatan itu adalah sebuah peristiwa diplomatik yang luar biasa.

Sebab, ketika itu Perang Bosnia sedang terjadi. Kaum Muslim setempat digempur pasukan Serbia—yang belakangan para komandannya divonis bersalah Pengadilan Internasional PBB pada 2017.

Soeharto bertemu dengan presiden Bosnia kala itu, Alija Izetbegovic. Usai kunjungan ini, RI menyetujui pembangunan sebuah masjid besar di Sarajevo. Dana pembangunannya ditaksir mencapai tiga juta dolar Amerika Serikat (AS).

Di Jakarta, Panitia Nasional Solidaritas Muslim Bosnia sudah menghimpun uang untuk membantu korban perang Bosnia. Ternyata, uang tersebut masih tersisa sebanyak satu juta dolar AS sehingga bisa diperuntukkan bagi dana pembangunan Masjid Istiqlal Bosnia.

Kemudian, kebutuhan sebanyak dua juta dolar AS dipenuhi dari sumbangan para konglomerat Tanah Air. Ini agar proses realisasi masjid raya tersebut tidak memberatkan masyarakat Bosnia sendiri.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Soeharto merestui duo arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai perancang Masjid Istiqlal Bosnia. Keduanya adalah bapak dan anak, yakni Prof Achmad Noe'man dan putranya, Ir Fauzan Noe'man. Pemimpin Orde Baru ini menghendaki, masjid tersebut mencerminkan kekhasan dua negara, Indonesia dan Bosnia.

Rencananya, pembangunan rumah ibadah ini memakan waktu 1,5 tahun. Akan tetapi, masjid tersebut baru tuntas diselesaikan secara sempurna pada 2001. Menteri Agama RI saat itu, Said Agil al-Munawar, ikut meresmikannya.

Luas bangunan Masjid Istiqlal Bosnia mencapai 2.500 meter persegi. Masjid ini berkubah tunggal dengan diameter dan tinggi yang sama, yakni 27 meter. Ada dua menara di sebelah kiri dan kanan pintu utama.

photo
Kunjungan presiden RI Soeharto dan rombongan ke Sarajevo pada 1995. Kala itu, ibu kota Bosnia ini masih genting karena situasi perang. - (sekretariat negara)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement