REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pada tahun kesembilan hijriah, musibah kekeringan melanda Madinah. Banyak tanaman gagal panen. Paceklik membuat masyarakat kota tersebut gundah-gulana. Mereka lantas meminta Rasulullah SAW agar memimpin shalat minta hujan (istisqa).
Nabi SAW pun memimpin shalat sunah istisqa di alun-alun al-Mushalla. Lokasi itu pada akhirnya menjadi tempat berdirinya Masjid al-Ghamamah---terletak sekira 500 meter dari arah barat daya Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Dalam munajatnya ketika itu, Nabi SAW berdoa kepada Allah SWT, memohon ridha-Nya agar hujan turun membasahi Madinah. Tak lama kemudian, awan hitam menggantung di langit kota tersebut. Hujan lalu turun dengan derasnya. Seisi kota larut dalam suasana suka cita. Rabb semesta alam mengabulkan doa al-Musthafa.
Sebagai bentuk rasa syukur, Rasulullah SAW dan para sahabat bersepakat untuk membangun sebuah masjid di atas lahan tersebut. Setelah selesai dibangun, masjid itu dinamakan sebagai Masjid al-Ghamamah.
Secara kebahasaan, al-ghamamah berarti ‘awan-awan'. Ini tentunya sebagai pengingat akan awan hujan yang dikirimkan Allah SWT sebagai jawaban atas doa Rasul SAW.
Dari waktu ke waktu, Masjid al-Ghamamah mengalami perkembangan. Penampakan bangunan yang saat ini ada merupakan legasi sejak zaman Umar bin Abdul Aziz. Bagaimanapun, berbagai penguasa terus melakukan perbaikan atas masjid yang bersejarah itu.
Khalifah Utsmaniyah, Sultan Abdul Majid I, mengadakan renovasi besar-besaran pada masjid tersebut pada abad ke-19. Restorasi juga dilakukan Sultan Abdul Majid II.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi hingga kini terus merawat Masjid al-Ghamamah. Akan tetapi, ada kekhawatiran bahwa bangunan tersebut akan turut dikorbankan demi perluasan kompleks Masjid Nabawi.

Masih di dekat al-Ghamamah, terdapat kawasan yang disebut sebagai Masjid Tujuh (Sab’ah). Disebut tujuh karena terdiri atas tujuh masjid, yakni Masjid Salman, Masjid Abu Bakar, Masjid Umar, Masjid Usman, Masjid Ali, Masjid Fatimah, dan Masjid Fatah. Masjid Sab’ah dibangun kaum Muslimin untuk mengenang para syuhada Perang Khandaq pada zaman Nabi SAW.
Untuk kepentingan perluasan kawasan kota, Pemerintah Arab Saudi terpaksa menggusur beberapa lokasi Masjid Sab’ah. Yang tersisa hanya lima buah sehingga dinamakan pula dengan Masjid Lima (Khamsah). Dua masjid yang tergusur adalah Masjid Ali dan Masjid Fatimah.
Kita tentunya berharap, Masjid al-Ghamamah tetap tegak berdiri. Otoritas setempat mungkin dapat mempertimbangkan, ekspansi Masjid Nabawi tak lantas meliputi area-area historis yang ada.