REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Faozan Omar
Tak bisa dimungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Islam memerintahkan kepada umatnya untuk belajar mulai dari ayunan sampai ke liang kubur, bahkan sampai ke negeri Cina. Islam memberikan pahala bagi setiap umatnya yang melangkahkan kakinya untuk belajar.
Rasulullah Muhammad SAW sangat menyukai umatnya yang lelah karena mempelajari ilmu pengetahuan dan mengajarkannya (QS Ali Imran 79) sehingga memberi manfaat tidak hanya untuk dirinya tetapi juga orang lain. Allah menjanjikan akan mengangkat derajat setiap hamba-Nya karena iman dan ilmu pengetahuan yang dikuasainya (QS ar- Ra'du: 11).
Itulah sebabnya para pendiri bangsa ini telah dengan tegas menjelaskan dalam mukadimah UUD 1945 bahwa tujuan Indonesia merdeka salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hanya bangsa yang rakyatnya cerdas yang akan menjadi maju dan makmur.
Karena itu, ikhtiar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa harus terus-menerus dilakukan. Dukungan semua pihak diperlukan agar bangsa Indonesia yang besar dan multikultural ini terus beranjak maju menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhai Tuhan.
Sahabat Ali bin Abi Thalib RA mengatakan, "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka akan hidup tidak pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian." Maknanya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu bersifat dinamis, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan.
Karena itu, materi yang diajarkan, cara mengajar, dan alat pembelajarannya juga harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan zaman sehingga selalu relevan dan kontekstual dengan kebutuhan. Kini sebanyak 2/3 penduduk bumi telah terhubung internet. Demikian pula Indonesia. Menurut data APJII (2018), dari 264 juta penduduk, sudah 170 juta yang terhubung internet.
Hal ini berarti 65 persen sudah penduduk kita hidup sebagai connected society. Bahkan, bukan hanya manusia yang terhubung melainkan juga benda-benda di sekitar kita. Semua saling terhubung dan bisa digerakkan dari jarak jauh dan diberdayakan (Kasali, 2019).
Salah satu ikhtiar yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencerdaskan bangsa adalah program digitalisasi sekolah. Dengan program ini, pendidikan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), sehingga dapat merasakan pengalaman yang luar biasa dengan belajar melalui media digital.
Karena itu, ikhtiar memeratakan pendidikan melalui digitalisasi sekolah tidak hanya melaksanakan tugas konstitusi untuk mencerdaskan bangsa, tetapi juga sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian, SDM unggul dapat diraih dan Indonesia dapat menjadi negara yang maju karena penguasaan ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Apalagi, jika disertai dengan penguatan iman dan takwa, generasi muda yang unggul dalam imtak dan iptek, sebagaimana yang pernah digagas Presiden BJ Habibie, dapat terwujud. Semoga. Wallahualam