REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN— Para tunanetra yang tergabung Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Banjarmasin bersemangat mengikuti bimbingan belajar baca Alquran yang diselenggarakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Dewan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Selatan.
Ketua Pertuni Banjarmasin, Arsyad, saat pembukaan kegiatan itu di Masjid Al-Furqan di Jalan Bumi Mas, Banjarmasin Timur, di Banjarmasin,Sabtu (12/10), menyatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk perhatian besar bagi pihaknya yang memiliki kekurangan penglihatan untuk bisa lebih mendalami ilmu agama, yakni, membaca kitab suci.
Dia menyebut sekitar 30 orang tunanetra tergabung di Pertuni Banjarmasin berkometmen ikut dalam kegiatan itu, sebab mereka ingin mendalami ilmu agama, utamanya bisa lancar membaca Alquran.
"Sebagian ada yang cuma hafal, tidak bisa membaca kitab Alquran braille, di sinilah kita memiliki kesempatan mendalaminya," katanya.
Ketua MPM DPW Muhammadiyah Kalsel, Hesly Junianto, mengatakan Pertuni Banjarmasin masuk sebagai kaum yang menjadi perhatian pihaknya untuk dituntun ke arah yang lebih baik, secara ekonomi maupun keagamaan.
"Terkait masalah keagamaan ini, mereka yang rata-rata Muslim ingin dibimbing membaca Alquran, karena itulah kita buka pengajian untuk mereka," ujarnya.
Dia mengungkapkan melalui kegiatan itujuga membimbing mereka untuk berkepribadian mandiri karena dengan ilmu agama akan membawamereka bersyukur atas apa yang sudah dikehendaki Allah SWT.
Mereka, katanya, mengharapkan kegiatan yang lebih terarah. Pada umumnya, mereka bekerja sebagai tukang pijat.
"Kemandirian ini juga yang terus kita dorong, MPM Muhammadiyah Kalsel akan terus membimbing mereka, ini sebagai bentuk pengabdian kita untuk mereka," katanya.
Wakil Ketua DPW Muhammadiyah Kalsel Prof Ridhani Fizi menyatakan kegiatan itumasuk penjabaran dari program pusat yang sudah ditetapkan pada Muktamar Muhammadiyah di Makassar, di mana tugas MPM diutarakan menangani masyarakat yang berkebutuhan khusus.
"MPM Muhammadiyah Kalsel sudah luar biasa kegiatannya dalam memberikan perhatian bagi kaum tunanetra ini, mengupayakan bagaimana mereka bisa membaca Al Quran dengan baik," ujarnya.
Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin itu, menyatakan pelajaran baca Alquran bagi kaum tunanetra melancarkan mereka sesuai tajwid dan bunyi "mahkrajul" hurufnya.
Ketua Bidang Dakwah dan Sosial MPM Muhammadiyah Kalsel, Natsir Bardjat, menambahkan bimbingan belajar baca Alquran bagi kaum tunanetra itu diselenggarakan setiap sebulan sekali.
Pihaknya memberikan bimbingan tersebut secara cuma-cuma. Bahkan, mereka diberi uang transportasi dan uang saku setiap mengikuti kegiatan itu.
"Guru-gurunya juga dari kita, semua merasa senang bisa memberikan bimbingan agama pada saudara-saudara ini, baik yang lelaki maupun perempuannya," katanya.