REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) PBNU Masduki Baidlowi mengapresiasi pelaksanaan Konfrensi INCRE 2019. Konferensi internasional yang mengangkat tema How Religion and Education respond to the contemporary world challenge itu sangat tepat dilakukan.
“Saya kira pelaksanaan konferensi internasional itu tepat waktu, karena saat ini memang banyak pihak yang merasa khawatir dengan perkembangan terakhir terkait kondisi pendidikan kita yang banyak terpapar paham islam ekstrim,” kata Baidlowi saat dihubungi Republika, Senin (7/10).
Menurut dia, pertemuan berbagai negara dalam sebuah konferensi memang seharusnya dilakukan untuk menyamakan persepsi, dan membangun kembali sistem pendidikan, serta penanaman agama yang menghargai perbedaan.
“Konferensi ini saya kira momentumnya pas untuk meningkatkan kesadaran kita, dan bagaimana kita harus bangun ulang sistem pendidikan kita terutama dalam penanaman pemahanan agama yang menghargai keberagaman,” katanya.
“Jadi masyarkaat tidak abai, karena ini adalah persoalan yang serius. Kami juga sangat mengapresiasi seminar ini karena memang momentumnya tepat,” sambung Baidlowi.
Menurut dia, kini sudah banyak lembaga pendidikan yang terinfeksi paham ekstrimis dan mempengaruhi pola pikir generasi muda dalam memandang Islam. Cara mengatasinya, kata dia, dapat dimulai dari kurikulum pendidikan, dimana anak diajarkan cara bersikap dan berakhlak yang baik dan mampu menghargai perbedaan.
“Semakin kemari, pemahaman agama anak-anak semakin mengkhawatirkan. Dan semua pihak berkepentingan agar menormalkan kembali paham keagamaan itu sebagai mana semula,” kata Baidlowi.
“Anak-anak harus dibuat yakin bahwa islam adalah agama yang benar, namun di sisi lain, harus tetap menghormati perbedaan dan itu perlu diajarkan mulai dari pendidikan yang paling dini,” lanjutnya.