Rabu 02 Oct 2019 09:19 WIB

Ketika Spanyol Jadi Pusat Peradaban Islam di Eropa

Sains menjadi perhatian penguasa Muslim di Spanyol.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Pameran peninggalan peradaban Islam di Andalusia
Foto: The Hurriyet Daily News
Pameran peninggalan peradaban Islam di Andalusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Filsafat berkembang pesat di era Dinasti Umayyah Spanyol. Hal itu ditandai dengan munculnya sekolah filsafat yang didirikan Ibnu Rushd (1126-1198). Averroes--begitu ia kerap dipanggil di Barat--mengembangkan aliran filsafat sekuler.

Bahkan, dia dipandang sebagai bapak aliran filsafat sekuler di Eropa. Buah pikirnya sangat berpengaruh di Eropa Barat. Dia adalah filsuf yang mengembangkan konsep 'eksistensi mendahului esensi''. Filsuf lainnya yang terkenal di Andalusia adalah Ibnu Tufail. Astronomi

Baca Juga

Astronomi mencapai puncak kejayaan di era Kekhalifahan Umayyah Spanyol, pada abad ke-11 dan 12 M. Ibnu Haitham menjadi salah seorang astronom asal Andalusia yang pertama kali mengubah konfigurasi Ptolemeus. Pada akhir abad ke-11 M, astronom Andalusia bernama Al-Zarqali alias Arzachel menemukan bahwa orbit planet itu adalah edaran eliptik bukan edaran sirkular.

Ibnu Rushd turut menentang paham astronomi yang dikembangkan Ptolemeus. Penemuan astronomi yang penting lainnya dicetuskan Ibnu Bajjah. Ia juga mengusulkan adanya Galaksi Bima Sakti. Setelah itu, ada pula Nur Ed-Din Al Betrugi alias Alpetragius yang mengusulkan model-model planet baru.

Ilmu Bumi Penemuan optik yang dicapai Abu Abdullah Muhammad Ibnu Ma'udh pada abad ke-11 M menjadi salah satu bukti perkembangan ilmu bumi di era Dinasti Umayyah Spanyol. Karya Ibnu Ma'udh begitu terkenal hingga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin bertajuk Liber de crepisculis. Pada awal abad ke-13 M, ahli biologi Andalusia, Abu al-Abbas al-Nabati mulai mengembangkan metode ilmiah untuk botani.

Muridnya bernama Ibnu al-Baitar kemudian mengembangkan ilmu botani lebih luas. Ia berhasil menulis kitab al-Jami fi al- Adwiya al-Mufrada yang diyakini sebagai salah satu kompilasi botani terbesar dalam sejarah. Ensiklopedia botani itu memuat 1.400 jenis tanaman berbeda. Sebanyak 300 di antaranya, yakni temuannya sendiri. Buah pikirnya itu sangat berpengaruh di Eropa. Kedokteran

Ilmu kedokteran berkembang sangat pesat di Cordoba. Pada masa kejayaannya, terdapat 50 rumah sakit umum di era Dinasti Umayyah Spanyol. Salah satu dokter termasyhur dari Andalusia adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcasis. Para dokter Muslim dari Spanyol Islam  sangat berjasa besar dalam mengembangkan ilmu kedokteran, khususnya anatomi dan fisiologi.

Ilmu bedah juga berkembang di masa Umayyah Andalusia. Adalah Al-Zahrawi lewat kitab Al-Tasrif yang mengembangkan ilmu bedah. Itulah sebabnya, dia dijuluki 'Bapak Bedah Modern'. Tak cuma soal teknik dan metode bedah kedokteran yang dikembangkan, ia juga berhasil membuat alat bedah sendiri. Saat itu, dokter dan ahli bedah Muslim menggunakan alkohol sebagai antiseptik untuk menyembuhkan luka. Dokter bedah dari Andalusia lainnya yang terkenal adalah Ibnu Zuhr alias Avenzoar. Psikologi

Studi psikologi dan sosiologi juga mendapat perhatian dari para penguasa Dinasti Umayyah Spanyol. Dalam psikologi, Ibnu Zuhr berhasil menjelaskan gangguan syaraf pada manusia. Temuannya itu sangat berguna bagi pengembangan neurofarmakologi modern. Ibnu Rushd adalah ilmuwan Andalusia yang pertama kali menyebutkan adanya penyakit Parkinson's.

Geografi dan Penjelajahan Pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah, studi geografi berkembang seiring dengan tingginya tingkat perjalanan jauh yang dilakukan pada masa itu. Salah satunya adalah pembuatan peta. Al-Idrisi adalah ilmuwan asal Andalusia yang berhasil membuat globe atau bola peta.

Para geografer dan penjelajah dari Andalusia juga mengembangkan teknologi navigasi, seperti baculus. Para penjelajah Muslim dari Spanyol Islam juga diyakini sebagai penemu benua Amerika, sebelum Columbus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement