Senin 30 Sep 2019 17:37 WIB

Peneliti Coba Mengungkap Sejarah Nusantara

Selama ini, gambaran tentang nusantara hanya mengacu pada sejarawan Barat.

Peta Kesultanan Islam nusantara.
Foto: Wordpress.com
Peta Kesultanan Islam nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum banyak sejarawan Indonesia yang mengungkap tentang nusantara sebelum datangnya Islam. Selama ini, gambaran tentang nusantara hanya mengacu pada fakta-fakta sejarah yang dikemukakan sejarawan Barat.

Karena itu, para peneliti muda Indonesia mencoba untuk membongkar fakta sejarah berdasarkan kitab para penjelajah yang pernah mengunjungi Nusantara. Dosen dan peneliti muda dari Universitas Indonesia, Bastian Zulyeno baru-baru ini mengungkap fakta sejarah tentang nusantara dalam kitab teks bahasa Arab dan bahasa Persia. Hal ini disampaikan Bastian dalam kuliah umum yang digelar di Prodi Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, belum lama ini.

Dalam kuliah umum itu, Bastian memaparkan dua kitab klasik, Kitab Akhbar Alshin wa Alhind. Buku ini memuat kisah perjalanan Sulaiman at Tajir ke Cina dan India yang ditulis oleh sejarawan dan ahli geografi Abu Zaid al Hasan bin Yazid as Sirafi dengan tambahan informasi-informasi dari ibn Wahab al Qarsyi yang berlayar ke Cina pada tahun 870 M. Kitab ini dipublikasikan oleh as Sirafi pada tahun 916 M.

Bastian menjelaskan, Kitab Akhbar Alshin wa Alhind, buku ini memuat kisah perjalanan Sulaiman at Tajir ke Cina dan In dia yang ditulis oleh sejarawan dan ahli geografi Abu Zaid al Hasan bin Yazid as Sirafi dengan tambahan informasi-informasi dari ibn Wahab al Qarsyi yang berlayar ke Cina pada tahun 870 M. Kitab ini dipublikasikan oleh as Sirafi pada tahun 916 M ditulis oleh Abu Zaid Assirofi dengan menggunakan bahasa Arab dan naskah asli kitab ini sekarang terletak di Museum Nasional Paris, Prancis.

Menurut Bastian, kitab tersebut membahas tentang negeri Zabaj atau yang kini dikenal dengan istilah nusantara. Penulis kitab ini membahas khusus tentang Zabaj atau nama nusantara dulu, itu ada empat lem bar. Jadi, cuma empat lembar dia membahas tentang nusantara, ujar Bastian saat diwawancara Republika seusai memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia, belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement