REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Ketua Majelis Pertimbangan Anggota Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Dr dr Basuki Supartono SpoT, FICS MARS, meminta kepada relawan BSMI untuk tidak melihat latar belakang seseorang dalam Memberikan bantuan.
Basuki yang sempat terjun langsung saat terjadi kerusuhan di Ambon pada 2002 lalu mengungkapkan, sikap tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang diusung BSMI.
"Kalau membantu jangan tanya dia siapa dan agamanya apa. Kita sudah disumpah untuk itu, "ujar Basuki usai pelantikan pengurus cabang provinsi dan kabupaten di Ternate, Maluku Utara, Sabtu (7/9).
Menurut Basuki, spirit kemanusiaan tersebut sudah ada di dalam Alquran khususnya pada QS Al Maidah. "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).
Dia pun menjelaskan, para relawan memang harus menghadapi sulitnya beraktifitas di Maluku Utara yang merupakan daerah kepulauan. Meski demikian, Basuki meminta kepada para relawan untuk menyiasatinya dengan teknologi. "Adanya teknologi digital bisa membantu teman-teman untuk Berkordinasi, "kata dia.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Maluku Utara Bambang Hermawan mengharapkan, keberadaan BSMI di Maluku Utara bisa dirasakan oleh masyarakat. Dia pun yakin para relawan BSMI akan cepat tanggap saat bencana menimpa seperti ketika gempa bumi mengguncang Halmahera Selatan.