REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peradaban Islam pernah mencapai masa keemasannya. Namun, dalam perkembangan selanjutnya hal itu tertinggal jauh dari peradaban di dunia Barat sehingga terpuruk. Hal tersebut menjadi fokus perhatian kalangan intelektual Muslim dunia, termasuk dari Indonesia.
Buku berjudul Rekonstruksi Peradaban Islam: Perspektif Prof KH Yudian Wahyudiini merespons masalah-masalah peradaban Islam. Buku yang ditulis Prof KH Saidurrahman dan Azhari Akmal Taringan ini menghimpun gagasan Prof Yudian yang dapat mengembalikan kejayaan peradaban Is lam.
Prof Yudian merupakan intelektual Muslim yang cukup penting dalam khazanah pemikiran Islam Indonesia saat ini. Karya-karyanya telah banyak menghiasi jurnaljurnal Internasional, bah kan sekelas Oxford sekalipun. Karena itu, profesor yang pernah mengajar di Harvard University ini tidak berlebihan disebut sebagai intelektual Muslim kontemporer.
Buku ini membahas pandangan Prof Yudian dalam membaca kondisi umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia dalam konteks rekonstruksi peradaban Islam.
Namun, sebelum membahas pemikiran Prof Yudian, buku ini terlebih dulu memaparkan pasang surut peradaban Islam dan menjelaskan peradaban-peradaban yang ada sebelum datangnya Islam.
Dalam sejarah peradabannya yang panjang, Islam pernah merasakan puncak kejayaannya. Umat Islam menorehkan tinta emasnya dengan melukiskan kesuksesan-kesuksesannya dalam membangun dan mengembangkan peradaban.
Dalam buku ini, penulis menjelaskan, Islam mencapai puncak peradabannya pada era Abbasiyah, tepatnya pada 750-1258 masehi. Pada masa itu, banyak sekali ilmuwan besar Muslim yang lahir, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, alBirruni, al-Khawarizmi, Ibnu Khal dun, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, lewat tentara Umayyah dengan perlengkapan senjata yang relatif baik, Islam juga berhasil menaklukkan Afrika pa da 710 Masehi dan Spanyol pada 711 Masehi. Namun, perlu diga ris bawahi, penaklukan Islam ter hadap suatu wilayah bukanlah penaklukan destruktif, tapi justru mengembangkan wilayah itu sebagai pusat-pusat peradaban baru.
Catatan ilmuwan Muslim yang mengesankan tentang al-Hambra, Cordoba adalah bukti sejarah yang tak terbantahkan. Jejak peradaban Islam tampak jelas di sana. Namun, fakta bahwa peradaban Islam mengalami kemunduran serius juga realita yang tak terbantahkan.Di bidang sains dan teknologi, misalnya, umat Islam kini sudah tertinggal cukup jauh. Demikian juga di bidang ekonomi dan militer.
Saat ini sulit mencari negara Islam atau negara yang ber penduduk mayoritas Muslim yang memiliki peralatan militer yang cukup kuat dan tangguh, sehingga negara itu disegani negara lainnya. Sulit juga menemukan negara Muslim yang ekonominya maju dan rakyatnya sejahtera.