Ahad 25 Aug 2019 17:51 WIB

Puluhan Anak Punk Mantapkan Langkah Hijrah Lewat Pelatihan

Anak punk juga ikuti pembinaan keagamaan dan kecakapan hidup usai hijrah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anak punk menunggu ketika mengikuti proses penghapusan tato gratis di kolong jembatan stasiun tebet, Jakarta, Sabtu (18/5).
Foto: Republika/Prayogi
Anak punk menunggu ketika mengikuti proses penghapusan tato gratis di kolong jembatan stasiun tebet, Jakarta, Sabtu (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan anak-anak punk yang tergabung dalam komunitas tasawuf underground memantapkan langkah hijrahnya. Mereka mengikuti pembinaan keagamaan dan kecakapan hidup yang diselenggarakan tasawuf underground.

Demi memantapkan langkah hijrahnya, sebanyak 24 anak punk yang telah menjalani pemeriksaan medis menghapus tato di kolong fly over Stasiun Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu (24/8). Di hari yang sama sebanyak 250 anak punk mendaftarkan diri untuk ikut program hapus tato yang di Islamic Medical Service (IMS).

Pembina Tasawuf Underground, Ustaz Halim Anbiya menyampaikan misi komunitasnya. Dia mengungkapkan bahwa tasawuf underground ingin menjadikan anak-anak jalanan dan punk menjadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat.

"Misi kami menjadikan anak-anak jalanan dan punk menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Ustaz Halim saat membuka kegiatan hapus tato di kolong fly over Stasiun Tebet, Sabtu (24/8).

Direktur IMS, Imron Faizin juga menyampaikan motivasi kepada anak-anak jalanan dan punk yang menjadi peserta hapus tato. Kepada semua orang dia berpesan bahwa anak jalanan dan punk adalah saudara. Mereka harus dituntun untuk menemukan jalan pulang yang benar.

Jika anak-anak jalanan dan punk tidak dituntun, dikhawatirkan akan pulang melewati jalan yang salah. Kemudian Imron melontarkan pertanyaan kepada semua peserta hapus tato.

"Kita pulangnya kemana sih? Kita pulang menuju surga-Nya. Karenanya perlu pemantapan bekal melalui hapus tato dengan rangkaian pembinaan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi," ujarnya.

Sementara, Iwan sebagai peserta hapus tato yang paling tua mengungkapkan harapannya. Pria berusia 58 tahun itu berharap kegiatan hapus tidak sebatas penghapusan tato saja. Menurutnya anak-anak jalanan dan punk perlu dibantu dengan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Dibuatkan pekerjaan untuk anak-anak agar mereka tidak kembali ke jalanan lagi dan sebagian besar anak-anak memang berasal dari keluarga yang kurang beruntung," ujarnya.

Penyelenggara dan peserta hapus tato di kolong fly over juga menyampaikan terimakasih kepada Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH), MTT Foundation, dan Bank Muamalat. Sebab atas dukungan mereka, puluhan anak-anak punk dapat memantapkan jalan hijrah dengan menghapus tato dan mengikuti pembinaan keagamaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement