Rabu 21 Aug 2019 05:57 WIB

Bersih Hati

Rasul SAW bersabda, Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya...

Berdoa/ilustrasi
Berdoa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ecep Heryadi     

Mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriahnya, melainkan dari performa batiniah atau hatinya. ''Sesungguhnya, Allah tidak melihat rupa dan harta-harta kamu, tapi melihat hati dan perbuatanmu.'' (HR Muslim).

Baca Juga

Dalam riwayat lain, Ali bin Abi Thalib RA menceritakan bahwa Rasulullah bersabda, ''Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, karena hatinya ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis ini memberikan ilustrasi yang sangat indah. Hati manusia sesungguhnya bersih atau bersinar, namun kerap tertutupi oleh awan kemaksiatan hingga sinarnya menjadi tidak tampak. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menghilangkan awan yang menutupi cahaya hati kita.

Bagaimana caranya? Pertama, introspeksi diri. Introspeksi diri dalam bahasa Arab disebut muhasabatun nafsi, artinya mengidentifikasi apa saja penyakit hati kita. Semua orang akan tahu apa sebenarnya penyakit qalbu (hati) yang dideritanya itu.

''Hai, orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS Alhasyr [59]: 18).

Kedua, perbaiki diri atau yang populer disebut taubat. Ini merupakan tindak lanjut dari introspeksi diri.

''Hai, orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai ....'' (QS Attahrim [66]: 8).

Ketiga, tadabur Alquran. Menelaah isi Alquran lalu menghayati dan mengamalkannya. ''Maka, apakah mereka tidak memerhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?'' (QS Muhammad [47]: 24).

Keempat, menjaga kelangsungan amal saleh. Amal saleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridhai Allah SWT. Sedangkan, kelima adalah senantiasa mengisi waktu dengan berzikir.

Tuntunan Islam, jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan menghadirkan hati yang tenteram, bersih, serta bersinar terang. Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa ketika menginap di rumah Rasulullah SAW, ia pernah mendengar beliau mengucapkan doa berikut.

''Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, di pendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya. Jadikan di belakangku cahaya, di hadapanku cahaya, dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikan kepadaku cahaya.'' (HR Muslim).

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement