Sabtu 10 Aug 2019 13:59 WIB

Dua Makna di Balik Idul Adha

Menurut ketum PP Persatuan Islam, perayaan Idul Adha menyimpan dua makna

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hasanul Rizqa
Ketua Umum Persis, Aceng Zakaria.
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Umum Persis, Aceng Zakaria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Aceng Zakaria menjelaskan soal makna dan hakekat dari Idul Adha atau Idul Kurban. Menurut dia, ada dua hal yang dapat diambil pelajaran oleh umat Muslim dari Idul Adha.

"Pertama adalah pengorbanan seperti yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim, yaitu pengorbanan pribadi, pengorbanan keluarga, dan lainnya. Kita pun dituntut untuk siap berkorban demi kepentingan agama," kata dia kepada Republika.co.id, Sabtu (9/8).

Baca Juga

Aceng juga memaparkan, adalah wajar untuk mendapatkan ridha Allah SWT maka diperlukan bukti pengorbanan dari tiap Muslim. Seorang Muslim, agar bisa mendapat keridhaan Allah SWT, maka tentu perlu mendalami tentang pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim.

Kedua, jelas Aceng, yakni mengenai doa Nabi Ibrahim, robbij'al haadzal balada aaminan. Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar negeri ini berada dalam keadaan aman. "Termasuk kita di Indonesia bagaimana mempersiapkan agar diri kita dan negara kita menjadi aman," ucapnya.

Aceng memaparkan, aman yang dimaksud terkait dengan iman, sebab iman itu menimbulkan rasa aman. "Itulah yang juga perlu kita ambil pelajaran. Bahwa kita harus sanggup memberikan keamanan terhadap masyarakat di sekitar kita. Dengan kata lain, tidak mungkin aman tanpa iman," tutur dia.

"Orang mukmin itu dituntut untuk memberikan keamanan kepada yang lain bahkan harus sanggup mencintai yang lain seperti mencintai dirinya sendiri," jelas Aceng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement