REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat meminta warga Sumbar agar melaksanakan shalat ghaib di daerah masing-masing untuk mendoakan tokoh Nahdlatul Ulama almarhum KH Maimoen Zubair.
Kepala Kantor Kemenag, Hendri, yang saat ini juga sedang berada di Mekkah melaksanakan ibadah haji mengatakan masyarakat Sumbar juga merasa sedih dan kehilangan Mbah Moen.
"Kita bersedih dan sangat kehilangan, sebab beliau (Mbah Moen) adalah ulama karismatik dan panutan. Untuk itu diimbau masyarakat Sumbar dan khususnya ASN di lingkungan Kemenag Sumbar agar melaksanakan shalat ghaib, tahlil, dan ikut mendoakan almarhum” kata Hendri, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (7/8).
Hendri menyebutkan imbauan ini sekaligus meneruskan pesan dari Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin untuk pelaksanaan shalat ghaib buat Mbah Moen.
Hendri menjelaskan Mbah Moen bukan sekadar pimpinan Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mbah Moen selama ini juga menjadi orang tua, guru, dan penuntun buat para pemimpin bangsa.
Hendri juga meminta para murid dan pengikut Mbah Moen agar mengikhlaskan kepergian Kiyai Sepuh tersebut. Hendri yakin dengan doa dari seluruh elemen bangsa Indonesia, Mbah Moen akan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Mbah Moen menghembuskan nafas terakhirnya kemarin, Selasa (6/8) di Mekkah, Arab Saudi di usia 90 tahun. Mbah Moen meninggal saat sedang menunaikan ibadah haji. Jenazah Mbah Moen sudah dimakamkan di Ma'la Mekkah. Ia dimakamkan di dekat makam gurunya Sayid Alawi al-Maliki al-Hasani dan makam istri Rasulullah SAW, Sayyidah Khadijah.
Febrian Fachri